quadrifoglio
Semprot Baru
- Daftar
- 1 May 2019
- Post
- 43
- Like diterima
- 398
Rasanya bagi sebagian orang, berkendara khususnya menyetir adalah hal yang melelahkan. Tapi tidak dengan aku, Iqbal (30 tahun) yang memiliki hobi berkendara. Kecintaanku terkait berkendara lahir dari profesi sebagai test driver untuk riset, sebelum akhirnya fokus dengan usaha membangun bisnis sendiri.
Di luar pekerjaan, hanya ada 3 hal yang membuat hidupku menjadi lebih menyenangkan. Berkendara, Musik, dan Wanita. Tiga koentji ini seakan menjadi kunci dalam merasakan indahnya dunia meski sesaat. Dan ini cerita dan pengalaman aku di balik kemudi menaklukan para bidadari.
1. 022 Jadi Saksi (Part 1) - Page 1
2. 022 Jadi Saksi (Part 2) - Page 1
3. 022 Jadi Saksi (Part 3) - Page 2
4. Malam Terakhir di Jakarta (Part 4) - Page 2
5. Malam Terakhir di Jakarta (Part 5-Tamat) - Page 3
Melia Series:
1. Anonymously Fun (Part 1) - Page 4
2. Keberuntungan di Balik Parkir Gelap (Part 2) - Page 5
3. Godaan Pesan Singkat (Part 3) - Page 5
4. Entot Aku Pak Guru!!! (Part 4) - Page 6
1. Mimpi yang Jadi Sempurna (Part 1) - Page 7
2. Helena Series: Bercinta di Atas Langit Jakarta (Part 2) - Page 8
Mulutstrasi

Stephanie

Mobil Eksekusi
Flashback ke 2018, dimana saat itu aku sedang kebagian mengetes Mini Cooper S Countryman, selama +-1 bulan. Namun kali ini agak spesial, karena aku daftarkan mobil tes ini untuk digunakan pada aplikasi Neb***ers, yang bisa sharing kursi kosong di mobil untuk pergi ke satu tujuan, diganti dengan uang atau tukaran pengemudi. Rute tidak jauh, hanya Jakarta - Bandung saja.
Tepat jam 12 malam, aku keluar dari kantor di bilangan Sunter untuk kemudian menuju titik Jemput di Central Park dan hotel Kartika Chandra. Total 4 penumpang yang dijemput, sepasang suami istri, 1 anak kuliahan, dan satu gadis cantik mahasiswi yang akan jadi TO dalam cerita aku kali ini. Namanya Stephanie, umur 20 awal, dan kuliah di salah satu kampus di Jakarta Barat. Saat dijemput di depan kost-nya, Stephanie cukup tercengang oleh kendaraan yang aku bawa.
Singkat cerita, selama perjalanan menuju kartika chandra kami basa basi sedikit tentang kehidupan kami, baik cerita karir aku atau studi kuliah dia. Namun jujur saja, mata saja lebih fokus pada apa yang ia kenakan.
Dibalik kemeja putih yang cenderung agak transparan, fokus mata sesekali tertuju pada bongkahan bukit indah yang sedikit terekspos karena posisi kerahnya rendah sehingga sedikit menampilkan belahan toket-nya yang putih mulus. Terlebih saat itu dia menggunakan bra hitam, tanpa ada dalaman lagi. Ingin rasanya ku nikmati bongkahan indah surgawi itu.
Jujur, selama perjalanan ke bandung yang saat itu macet cukup parah (masih pembangunan flyover MBZ), hampir seluruh penumpang di mobil tertidur kecuali Stephanie. Memainkan hp-nya intens, ada raut kesedihan yang seakan memancar dari wajahnya. Terlebih saat itu di mobil sedang mengalun lagu Glenn Fredly - Tega. Makin iseng, semua setlist spotify saat itu langsung aku set lagu “pergalauan duniawi”, ya sekedar memainkan mood saja.
Sampai di bandung jam 4:30, setelah drop 3 penumpang di area Pasteur, tersisa Stephanie yang drop off nya di sekitaran Gegerkalong. Toh searah karena aku niat ke Lembang, jadi ya sekalian aja drop dia di Gegerkalong. Namun tak lama setelah pergi, sekitar 5-10 menit hp berdering. Stephanie mengontak nomor whatsapp, dan meminta apakah bisa menjemput dia.
Balik kanan, nampak Stephanie dengan muka sembab sedih tak karuan. Aku coba hibur dia di dalam mobil sambil jalan saja. Diceritakan lah bahwa ia menemui pacarnya dengan selingkuhan dia di dalam kosan tersebut, dan mereka ditemukan dalam keadaan sedang ML dimana posisi sang pacar sedang ditunggangi WOT oleh selingkuhannya, saking detilnya.
Berhentilah kami di salah satu spot di area dago atas, dekat perumahan yang tembus ke Punclut Dago, sekitar 5:30. Spot tersebut dipilih karena ada beberapa area yang jarang dilewati orang, view yang menarik, serta biasanya jarang satpam muter-muter karena kontur jalannya yang agak naik turun.
Ketika sunrise mulai naik menampilkan panorama pegunungan yang mengitari bandung, ada “perbaikan” dalam mood Stephanie yg memilih bertahan di dalam mobil dan menikmati pagi di balik kursi pengemudi depan. Setidaknya semoga tidak ada sedih air mata lagi yang ada di matanya.
Dipadukan dengan lagu Justin Timberlake - Still On My Brain, french kiss yang kami lakukan sudah cukup memantik gelora nafsu yang sedari tadi tertahankan. Puas beradu bibir dan lidah bersama Stephanie, aku cium titik spot penting dari wajahnya yang memiliki paras khas oriental ini. Mulai dari kening, kedua mata, pipi, hingga turun ke bagian leher yang tercium wangi parfum berkarakter manis, semanis parasnya.
Tak berselang lama, kemeja yang Stephanie kenakan, sudah ku buka dan terpampanglah sepasang toket mulus dengan size yang rasanya melebihi genggaman tangan aku. Jika dianggap seperti milik artis, mungkin sebesar..Hayley Atwell (cari sendiri deh ya siapa dia).
Cukup mudah rasanya aku melucuti kemeja putih dan bra hitam yang dikenakan Stephanie. Ciuman yang masih bertahan di leher, kemudian turun hingga menuju putingnya yang sudah siap di santap. Dengan kecupan lemah lembut sembari sedikit sedotan pelan, ku nikmati pentil kanan yang kini makin tegak berdiri. Tangan kiriku pun tak kalah memainkan pentil satunya yang tak kalah mancung. Fokus di area toket, sudah mulai erangan dan desahan manja dari stephanie merasuk ke telinga yang berpadu manis dengan alunan musik yang ku setel.
Disaat tanganku masih fokus mencoba masuk ke dalam CD-nya, spontan Stephanie memudahkan diriku menurunkan celana dan CDnya, setidaknya memudahkan aku memainkan memeknya yang cukup basah untuk ku colmek.
Bermodalkan jari dan alunan musik beralih ke Justin Timberlake - Until The End of Time, kulakukan colmek dengan memainkan titik-titik spot sensitif di memeknya, tak lupa tetap standby kepalaku masih berada di area toketnya dengan tangan Stephanie yang mulai bergerak menjambak kepalaku, hingga mencoba mencari cara menemukan kontolku yang semakin keras melawan gravitasi.
Tepat saat Stephanie mengerang, kuhentikan serangan fajarku sejenak di bagian memek itu. Kedutan kencang beserta desir cairan surgawi terasa meledak dalam memeknya. Orgasme pertamanya berhasil. Cukup cepat, mungkin karena suasana quickie. Terbukti nafasnya seakan habis marathon, dan di jok mobil mulai basah hasil dari permainan tanganku di memeknya.
Sialnya, disaat ku sedang menikmati getaran tubuh dan nafasnya yang sedang tersegal-sengal, aku lupa kalau tangan dia sedang berada di batang kontolku yang secara pelan-pelan ia kocok..
Hanya sekejap dari sentuhan dan kocokan yang ia lakukan, Stephanie pun langsung turun ke bawah. Sembari kepalanya turun mencicipi ke kontolku yang secara size masih standar indonesia, tanganku masih mencoba bermain di memeknya sekalipun tidak se intens di awal. Namun harus kuakui, di usianya yang muda, cara blowjob Stephanie cukup “pemaen”. Bukan hanya sekedar sedot isap kepala maju mundur, lidahnya bisa bermain di titik-titik yang jujur mudah membuat benteng pertahanan runtuh.
Namun suasana sudah mulai lain, tak sadar sudah lewat jam 7 pagi dan dan tidak menutup kemungkinan akan mulai ada keramaian. Adrenalin bermain disini, berpacu dengan waktu, menikmati isapan yang tak kalah meningkatkan nafsu hampir di ubun-ubun.
Gila! CIM! Tak terhitung berapa banyak stok sperma aku meledak di mulutnya. Dan memang butuh waktu bagi Stephanie sebelum akhirnya melepas sedotan pada kontolku yang rasanya langsung “plong” sehabis orgasme yang dilakukan oleh mulutnya. Bodohnya aku cukup panik untuk segera mencari tissue atau air, takut-takut ia muntah.
Langsung kami berberes-beres, membersihkan setidaknya basah-basah di jok dan berpakaian normal kembali. Niat awal ku naik ke Lembang, kubatalkan karena fokus cari sarapan makan bener. Jadinya kami turun ke sekitaran sarijadi untuk breakfast, dan akupun ingin segera ke rumah untuk menyegarkan diri. Syukur-syukur Stephanie mau ikut lanjut ke rumah *Eh
(Bersambung)
Note: Mohon maaf jika penulisan ane masih alakadarnya, masih mencoba menulis dengan tema cerita sex fiksi ini, sama masih bingung cari mulutstrasi yang "aman" gimana. Kalo pada seneng diusahakan bakal dilanjutin karena ceritanya masih di develop nih. Kritik saran welcome ya hu, dan dimohon tidak di repost di platform lain. Yuk hargai karya temen-temen penulis disini.
Di luar pekerjaan, hanya ada 3 hal yang membuat hidupku menjadi lebih menyenangkan. Berkendara, Musik, dan Wanita. Tiga koentji ini seakan menjadi kunci dalam merasakan indahnya dunia meski sesaat. Dan ini cerita dan pengalaman aku di balik kemudi menaklukan para bidadari.
Update
Career/Normal Life Edition
Stephanie Series:1. 022 Jadi Saksi (Part 1) - Page 1
2. 022 Jadi Saksi (Part 2) - Page 1
3. 022 Jadi Saksi (Part 3) - Page 2
4. Malam Terakhir di Jakarta (Part 4) - Page 2
5. Malam Terakhir di Jakarta (Part 5-Tamat) - Page 3
Melia Series:
1. Anonymously Fun (Part 1) - Page 4
2. Keberuntungan di Balik Parkir Gelap (Part 2) - Page 5
3. Godaan Pesan Singkat (Part 3) - Page 5
4. Entot Aku Pak Guru!!! (Part 4) - Page 6
Supir Taxi Online Edition
Helena Series:1. Mimpi yang Jadi Sempurna (Part 1) - Page 7
2. Helena Series: Bercinta di Atas Langit Jakarta (Part 2) - Page 8
Stephanie Series: 022 Jadi Saksi (Part 1)
Mulutstrasi
Stephanie

Mobil Eksekusi
Flashback ke 2018, dimana saat itu aku sedang kebagian mengetes Mini Cooper S Countryman, selama +-1 bulan. Namun kali ini agak spesial, karena aku daftarkan mobil tes ini untuk digunakan pada aplikasi Neb***ers, yang bisa sharing kursi kosong di mobil untuk pergi ke satu tujuan, diganti dengan uang atau tukaran pengemudi. Rute tidak jauh, hanya Jakarta - Bandung saja.
Tepat jam 12 malam, aku keluar dari kantor di bilangan Sunter untuk kemudian menuju titik Jemput di Central Park dan hotel Kartika Chandra. Total 4 penumpang yang dijemput, sepasang suami istri, 1 anak kuliahan, dan satu gadis cantik mahasiswi yang akan jadi TO dalam cerita aku kali ini. Namanya Stephanie, umur 20 awal, dan kuliah di salah satu kampus di Jakarta Barat. Saat dijemput di depan kost-nya, Stephanie cukup tercengang oleh kendaraan yang aku bawa.
Stephanie: Benarkan ini dengan mas Iqbal? (sembari ia menengok ke kaca samping mobilku yang sudah kubuka)
Iqbal: Iya, kak Stephanie kan ya? Monggo kak masuk.
S: Gpp kan kak saya duduk di depan?
Singkat cerita, selama perjalanan menuju kartika chandra kami basa basi sedikit tentang kehidupan kami, baik cerita karir aku atau studi kuliah dia. Namun jujur saja, mata saja lebih fokus pada apa yang ia kenakan.
Dibalik kemeja putih yang cenderung agak transparan, fokus mata sesekali tertuju pada bongkahan bukit indah yang sedikit terekspos karena posisi kerahnya rendah sehingga sedikit menampilkan belahan toket-nya yang putih mulus. Terlebih saat itu dia menggunakan bra hitam, tanpa ada dalaman lagi. Ingin rasanya ku nikmati bongkahan indah surgawi itu.
Jujur, selama perjalanan ke bandung yang saat itu macet cukup parah (masih pembangunan flyover MBZ), hampir seluruh penumpang di mobil tertidur kecuali Stephanie. Memainkan hp-nya intens, ada raut kesedihan yang seakan memancar dari wajahnya. Terlebih saat itu di mobil sedang mengalun lagu Glenn Fredly - Tega. Makin iseng, semua setlist spotify saat itu langsung aku set lagu “pergalauan duniawi”, ya sekedar memainkan mood saja.
Sampai di bandung jam 4:30, setelah drop 3 penumpang di area Pasteur, tersisa Stephanie yang drop off nya di sekitaran Gegerkalong. Toh searah karena aku niat ke Lembang, jadi ya sekalian aja drop dia di Gegerkalong. Namun tak lama setelah pergi, sekitar 5-10 menit hp berdering. Stephanie mengontak nomor whatsapp, dan meminta apakah bisa menjemput dia.
Balik kanan, nampak Stephanie dengan muka sembab sedih tak karuan. Aku coba hibur dia di dalam mobil sambil jalan saja. Diceritakan lah bahwa ia menemui pacarnya dengan selingkuhan dia di dalam kosan tersebut, dan mereka ditemukan dalam keadaan sedang ML dimana posisi sang pacar sedang ditunggangi WOT oleh selingkuhannya, saking detilnya.
I: Emang ya kalo cowok LDR pasti godaannya gitu2. Tp syukur aja kak, daripada ketahuannya pas nikah..
S: Tapi kenapa harus selingkuh kak? Semua udah gue kasih buat dia, emang kurang apalagi? Mana mainnya sama spek perek juga..
I: Waduh, emg kaya gimana kak?
S: Iya modal jago goyang doang, mana toketnya udah kaya turun gitu, bisa-bisanya dia ngeduain gue yg kaya gini..
I: Wah gak ngotak si itu. Cewek se cakep gini malah dianggurin. (meski dalam hati, otak aku malah makin liar karena lekuk toketnya yang seakan lebih jelas terlihat dibanding sebelumnya).
S: Eh kak, ini kakak arah kemana pagi ini?
I: Mau liat sunrise, ada deh tempatnya. Biar mood kamu bisa lebih enakan.
Berhentilah kami di salah satu spot di area dago atas, dekat perumahan yang tembus ke Punclut Dago, sekitar 5:30. Spot tersebut dipilih karena ada beberapa area yang jarang dilewati orang, view yang menarik, serta biasanya jarang satpam muter-muter karena kontur jalannya yang agak naik turun.
Ketika sunrise mulai naik menampilkan panorama pegunungan yang mengitari bandung, ada “perbaikan” dalam mood Stephanie yg memilih bertahan di dalam mobil dan menikmati pagi di balik kursi pengemudi depan. Setidaknya semoga tidak ada sedih air mata lagi yang ada di matanya.
S: Gimana foto2nya kak? Kayaknya kamu emg seneng motret ya?
I: ah biasa aja, cuma foto pemandangan aja. Nih kalau mau liat. (aku sodorkan kamera, yang habis motret suasana pegunungan dengan mobil sebagai objek pemanis)
S: Boleh juga kak foto-fotonya. Bisa kali nanti fotoin aku.
I: Lha ya yess, bisa kok aku fotoin kamu. Apalagiii…. (disini jujur sorot mata aku lebih terfokus melihat bongkahan susu mulus yang seakan minta disantap pagi ini)
S: Fotoin ini maksudnya? Aku tau mata kamu sering curi2 liat ini kan pas di jalan..(sembari dia memegang toketnya dari depan)
I: Sial ketahuan! Maaf ya kalo lancang, tapi emang ini si menggoda, lebih menarik si daripada gunung di foto.
S: Halah mulut laki cuma bisa gombal doang. Bukti..
Tepat pada saat dia mau mengatakan buktikan, jujur aku sudah tidak tahan untuk segera menikmati “breakfast” aku kali ini. Sebuah ciuman penuh hasrat mendarat di bibirnya.Dipadukan dengan lagu Justin Timberlake - Still On My Brain, french kiss yang kami lakukan sudah cukup memantik gelora nafsu yang sedari tadi tertahankan. Puas beradu bibir dan lidah bersama Stephanie, aku cium titik spot penting dari wajahnya yang memiliki paras khas oriental ini. Mulai dari kening, kedua mata, pipi, hingga turun ke bagian leher yang tercium wangi parfum berkarakter manis, semanis parasnya.
S: Kak, gila yah kamuhhhh… Ini mulai terang kak..
I: Tenang aja, kaca film-nya tebel kok. Ini tempat jarang orang lewat dan masih stgh 6 juga
S: Tapi jangan mancing aku on pagi-pagi giniiii. Akuuu…
I: Well, this breakfast is something I won't miss..
Tak berselang lama, kemeja yang Stephanie kenakan, sudah ku buka dan terpampanglah sepasang toket mulus dengan size yang rasanya melebihi genggaman tangan aku. Jika dianggap seperti milik artis, mungkin sebesar..Hayley Atwell (cari sendiri deh ya siapa dia).
Cukup mudah rasanya aku melucuti kemeja putih dan bra hitam yang dikenakan Stephanie. Ciuman yang masih bertahan di leher, kemudian turun hingga menuju putingnya yang sudah siap di santap. Dengan kecupan lemah lembut sembari sedikit sedotan pelan, ku nikmati pentil kanan yang kini makin tegak berdiri. Tangan kiriku pun tak kalah memainkan pentil satunya yang tak kalah mancung. Fokus di area toket, sudah mulai erangan dan desahan manja dari stephanie merasuk ke telinga yang berpadu manis dengan alunan musik yang ku setel.
S: Ahhh… fakkkkk.. Pemain yah kamu kak..
I: Abis susu ini si.. Bikin aku mau nyicipin terus…
S: Jangan lama-lama kak, takut ketahuu… aaaaahhhh.. Kak gila yahhhhh kamuuuuuhhh…..
I: Maaf babe, tangan aku lagi bandel mau… (yap, tepat saat ini tangan kanan aku sudah tepat berada di balik CD nya yang sewarna dengan bra)
S: Kak, jangan disituuhhh… Aahhhh…. faaakkkkk (ucapnya mendesah pada telingaku)
Disaat tanganku masih fokus mencoba masuk ke dalam CD-nya, spontan Stephanie memudahkan diriku menurunkan celana dan CDnya, setidaknya memudahkan aku memainkan memeknya yang cukup basah untuk ku colmek.
Bermodalkan jari dan alunan musik beralih ke Justin Timberlake - Until The End of Time, kulakukan colmek dengan memainkan titik-titik spot sensitif di memeknya, tak lupa tetap standby kepalaku masih berada di area toketnya dengan tangan Stephanie yang mulai bergerak menjambak kepalaku, hingga mencoba mencari cara menemukan kontolku yang semakin keras melawan gravitasi.
S: Kamu gak sakit udah keras begini? (tangannya sudah tepat di resleting celanaku, dimana kontolku sudah berontak butuh belaian Stephanie)
I: Bisa aku tahan, yang penting kamu duluu (kini ritme tanganku memainkan clitoris dan area di memeknya makin intens, sembari ku berbisik kata-kata itu di telinganya)
S: Gilaaa yah kamu, jangan dikencengiiinn gini kaakkk… Pleaseeee.. aaaaaahhhhhhhh…..
Tepat saat Stephanie mengerang, kuhentikan serangan fajarku sejenak di bagian memek itu. Kedutan kencang beserta desir cairan surgawi terasa meledak dalam memeknya. Orgasme pertamanya berhasil. Cukup cepat, mungkin karena suasana quickie. Terbukti nafasnya seakan habis marathon, dan di jok mobil mulai basah hasil dari permainan tanganku di memeknya.
Sialnya, disaat ku sedang menikmati getaran tubuh dan nafasnya yang sedang tersegal-sengal, aku lupa kalau tangan dia sedang berada di batang kontolku yang secara pelan-pelan ia kocok..
S: Diem kamu ya kak, gantian aku siksa kamu kali ini. Hi little boy (kepala Stephanie pun turun untuk mem-BJ kontolku)
I: emmmmmhhhhh… be careful ya sayang..
Hanya sekejap dari sentuhan dan kocokan yang ia lakukan, Stephanie pun langsung turun ke bawah. Sembari kepalanya turun mencicipi ke kontolku yang secara size masih standar indonesia, tanganku masih mencoba bermain di memeknya sekalipun tidak se intens di awal. Namun harus kuakui, di usianya yang muda, cara blowjob Stephanie cukup “pemaen”. Bukan hanya sekedar sedot isap kepala maju mundur, lidahnya bisa bermain di titik-titik yang jujur mudah membuat benteng pertahanan runtuh.
Namun suasana sudah mulai lain, tak sadar sudah lewat jam 7 pagi dan dan tidak menutup kemungkinan akan mulai ada keramaian. Adrenalin bermain disini, berpacu dengan waktu, menikmati isapan yang tak kalah meningkatkan nafsu hampir di ubun-ubun.
I: Aku gak kuattt.. Ini aku keluarin dimana? (jaga-jaga sama dia gak boleh CIM kan brabe nanti)
S: Sluuurrrpp mmmpppphh mpppphhhh (Stephanie justru percepat blowjob yang malah bikin..)
I: Akuuuu keluarrrr… Aaaahhhhh shitttttt.. Ampun Stephh..
Gila! CIM! Tak terhitung berapa banyak stok sperma aku meledak di mulutnya. Dan memang butuh waktu bagi Stephanie sebelum akhirnya melepas sedotan pada kontolku yang rasanya langsung “plong” sehabis orgasme yang dilakukan oleh mulutnya. Bodohnya aku cukup panik untuk segera mencari tissue atau air, takut-takut ia muntah.
S: Easy babe. (sambil buka mulutnya) Udah abis aku telen kak, but thanks for the water. Udah lama gak dikeluarin ya?
I: Maaf loh aku gak tahan banget tadi kamu blowjob. Iyasi, ada kali 2 minggu gak masturb. Tapi sumpah adrenalin meledak begini..
S: Okaaaayyy, tapi tadi breakfast susunya enak gk? (disini aku mengangguk setuju) Yaudah, yuk cari sarapan beneran babe.
Langsung kami berberes-beres, membersihkan setidaknya basah-basah di jok dan berpakaian normal kembali. Niat awal ku naik ke Lembang, kubatalkan karena fokus cari sarapan makan bener. Jadinya kami turun ke sekitaran sarijadi untuk breakfast, dan akupun ingin segera ke rumah untuk menyegarkan diri. Syukur-syukur Stephanie mau ikut lanjut ke rumah *Eh
(Bersambung)
NEXT
Note: Mohon maaf jika penulisan ane masih alakadarnya, masih mencoba menulis dengan tema cerita sex fiksi ini, sama masih bingung cari mulutstrasi yang "aman" gimana. Kalo pada seneng diusahakan bakal dilanjutin karena ceritanya masih di develop nih. Kritik saran welcome ya hu, dan dimohon tidak di repost di platform lain. Yuk hargai karya temen-temen penulis disini.

Terakhir diubah: