andytama124
Guru Semprot
- Daftar
- 25 Dec 2014
- Post
- 565
- Like diterima
- 64
10.02 Kepedulian Cong-lam-pay
Kepandaian Koo San Djie pada waktu itu telah mencapai ketaraf yang tertinggi, dengan hanya tenaga ini, mana dapat melukainya. Dengan menarik sedikit napas Bu-kiat-hian-kang, ia melindungi seluruh tubuhnya. Dengan cepat ia berbalik dan berkata:
Totiang tidak dapat diajak berunding, apa tidak menurunkan derajat saja?
Yun Mong Tjie telah menggunakan tenaga penuh, menyerang dengan ilmu Cui-sim-ciang yang dibanggakan, masih tidak dapat melukai lawan, dia menjadi kememek.
Pukulan Cui-sim-ciang adalah kepandaian simpanan dari golongan Cong-lam-pay, tapi lawannya yang hanya seorang anak kecil saja, sedemikian mudahnya menerima pukulan ini dan masih bisa berbicara. Mana ia tidak menjadi kaget?
Mendadak, dari belakang terdengar satu suara yang seperti genta:
Budha yang pemurah. Tuan kecil ini berapa kali menyebut ingin menemui pinto, entah ada urusan penting apakah?
Itulah suara ketua partai Yun Shia Tjie sendiri yang berkata, keluar menghampiri Koo San Djie.
Koo San Djie mendongak, melihat Yun Shia Tjie sebentar, dilihatnya orang ini bermuka panjang, dengan jenggotnya yang melambai-lambai. Pembawaannya agung tapi perkataannya sangat ramah tamah.
Maka dengan segera Koo San Djie mengunjuk hormatnya dan berkata:
Aku mendapat pesan yang terakhir dari Yun Yan Tjie untuk membawa beberapa barang yang harus diserahkan kepada totiang.
Yun Shia Tjie menjadi terkejut, senyumnya hilang dari mukanya. Dengan mengangkat tangannya ia menyilahkan Koo San Djie masuk.
Di sini bukan tempat untuk berbicara. Silahkan siaoya berdua masuk ke dalam untuk kita bicara lebih leluasa.
Yun Shia Tjie minggir menyilahkan Koo San Djie berdua masuk.
Setelah sampai di dalam ruangan tamu, Koo San Djie sudah menyerahkan pedang dan tanda cap Yun Yan Tjie kepada ketua partaynya ini, Yun Shia Tjie.
Lalu diceritakan juga tentang kejadian bagaimana Yun Yan Tjie mengejar dua murid durhakanya dan bagaimana diserang dari belakang oleh seorang pemuda.
Yun Shia Tjie sangat sayang kepada adik-adik seperguruannya, apa lagi terhadap Yun Yan Tjie. Begitu mendengar kabar tentang kematiannya yang mengenaskan, biarpun ia mempunyai pelajaran Budha yang dalam, juga tidak tahan untuk tidak mengeluarkan air matanya.
Setelah sekian lama Yun Shia Tjie bersedih, baru ia berkata:
Terima kasih atas bantuan siaoya yang budiman. Dengan susah payah, jauh-jauh telah datang kemari untuk memberi kabar kepada kami. Tentang kesalah pahaman yang tadi, harap sioaya jangan taruh di dalam hati.
Ah itu urusan kecil, tidak menjadi apa, sahut Koo San Djie merendah.
Lalu Yun Shia Tjie menanyakan tentang perguruannya Koo San Djie, dan telah diceritakan oleh Koo San Djie dengan sejujurnya.
Yun Shia Tjie menghela napas keheranan dan berkata:
Guru yang ternama telah mendidik murid yang pandai. Tidak heran jika siaoya mempunyai kepandaian yang menakjubkan.
Totiang memuji terlalu tinggi, jawab Koo San Djie merendah.
Yun Shia Tjie menghela napas, kemudian berkata lagi:
Dalam beberapa tahun ini, dari berbagai macam partai telah keluar murid-murid durhaka yang berkhianat terhadap perguruannya. Maka golongan Siauw-lim-pay yang selalu dihormati oleh berbagai macam golongan, telah mengirim undangan ke berbagai macam partai untuk mengundang ketuanya masing-masing dan merundingkan tentang kejadian-kejadian ini. Jika siaoya ingin mengetahuinya, boleh juga turut pergi sekalian ke sana.
Mendadak, kentongan tanda bahaya telah berbunyi dengan nyaring sekali.
Yun Shia Tjie menjadi kaget:
Apa siaoya masih mempunyai kawan lagi? dia bertanya.
Koo San Djie menggeleng-gelengkan kepalanya, menyangkal.
Mari kita pergi melihat! mengajak Yun Shia Tjie.
Koo San Djie bersama Tjeng Tjeng mengikuti di belakang Yun Shia Tjie, berjalan keluar.
Dari jauh sudah terlihat ada seorang tauto yang beroman galak, tauto itu sedang berhadapan dengan Yun Mong Tjie.
Yun Shia Tjie menyebut beberapa kali perkataan memuji sang Budha, lalu berkata:
Oh, yang datang itu Kiu Kong Tauto? Entah ada urusan apa, tiba-tiba membuat huru hara di sini?
Kiu Kong Tauto dengan kasar menjawab:
Ada seorang gadis yang bernama Oey Bwee Bwee, dengan tidak sebab musabab telah mati di gunung Cong-lam. Seluruh tubuhnya tidak terdapat luka. Tentang kepandaian yang dapat melukai orang dengan tidak berbekas, kecuali ilmu Cui-sim-ciang dari Cong-lam, orang lain tidak ada yang mempunyai lagi. Hm, hm, apakah kau Cong-lam-pay dapat membersihkan diri?
Yun Shia Tjie mengkerutkan kening. Ia tahu bahwa Kiu Kong Tauto ini kejam dan galak, tidak mudah orang melayaninya. Kedatangannya ini berarti kesukaran baginya. Maka, dengan menahan kesabarannya ia berkata:
Pernah apakah kau dengan nona Oey Bwee Bwee itu? Mungkin kejadian ini adalah salah paham. Pinto dapat menanggung, bahwa kejadian itu bukannya dari golongan kami yang melakukannya.
Kiu Kong Tauto tertawa dingin:
Enak saja kau mencuci tangan. Terus terang kukatakan kepadamu, ini hari, jika kau tidak dapat menemukan pembunuhnya, aku akan membasmi seratus tosu dari golongan Cong-lam-pay.
Terdengar Yun Mong Tjie membentak keras:
Kiu Kong, kau jangan mencari gara-gara saja. Apa kau kira Cong-lam-pay mudah dihina?
Kiu Kong Tauto tertawa congkak:
Telah lama aku mendengar tentang kemasyhuran ilmu pukulan Cui-sim-ciang, kini aku ingin melihat sampai di mana tingginya?
Yun Mong Tjie yang berangasan sudah tidak dapat menahan sabarnya:
Jika kau memang bermaksud mencari setori janganlah menyalahkan Cong-lam-pay berani menghina kepada kawan sendiri.
Yun Shia Tjie yang melihat keadaan ini menjadi runcing sudah lantas berkata:
Tunggu sebentar......
Kemudian, dengan sabar ia menghadapi Kiu Kong Tauto:
Oey Bwee Bwee itu sebenarnya dari golongan apa? Mungkin juga dia mempunyai musuh? Dan musuhnya itu yang telah membunuhnya. Kami golongan Cong-lam-pay tidak mempunyai permusuhan apa-apa dengannya, tidak mungkin kami akan mengganggu.
Kiu Kong Tauto yang masih marah-marah berkata:
Yun Shia Tjie, kau harus bertanggung jawab. Terus terang kukatakan kepadamu, bahwa nona Oey Bwee Bwee ini mempunyai asal-usul yang tidak dapat dibuat gegabah. Jika sampai saudara-saudara seperguruannya marah, partaimu, Cong-lam-pay akan diubrak-abrik dan dihancur leburkan.
Betul-betul Yun Shia Tjie mempunyai kesabaran yang sempurna. Biarpun Kiu Kong Tauto sedari tadi sudah membentak-bentak, tapi ia masih tidak menjadi marah. Dengan kalem ia berkata:
Tidak perduli, bagaimana kuatnya golongan seperguruannya, urusan tentu akan menjadi terang sendiri. Tapi, kau sudah memastikan bahwa golongan Cong-lam-pay yang berbuat, tidakkah keburu napsu?
Kiu Kong Tauto tertawa iblis,
Tidak usah kau banyak rewel. Dengan jiwanya ketua partaimu inilah untuk menggantikan jiwanya Oey Bwee Bwee.
Mendadak ia telah melancarkan pukulannya dari sebelah, memukul dengan hebat sekali.
Omong kosong! bentak Yun Mong Tjie, dari tadi dia menahan sabar.
Dari samping, ia sudah memapaki serangannya. Dua buah pukulan telah terbentur hebat, hingga mengeluarkan seruan keras.
Yun Mong Tjie kesakitan dan mundur dua tindak. Kiu Kong Tauto dengan mata beringas masih tetap berdiri di tempatnya.
Dua kali Yun Mong Tjie mendapat kekalahan pada hari ini. Karena marah, berewoknya sudah berdiri semua, dengan berteriak keras, ia sudah mulai menyerang lagi secara bertubi-tubi
Kiu Kong Tauto terkenal karena kekuatan tenaganya yang kuat. Tubuhnya berdiri di sana seperti gunung, hanya menggerakkan tangannya yang besar, ia menangkis serangan berantai Yun Mong Tjie. Dengan tenang, ia telah memaksa Yun Mong Tjie berputaran di sekitarnya
Yun Shia Tjie menyaksikan kejadian itu, ia sudah mengetahui bahwa adik seperguruannya bukan tandingan si Tauto jahat. Ia bermaksud untuk menggantikannya, tapi takut menimbulkan nama jelek Cong-lam-pai. Dan lagi yang penting, ia sendiripun belum tentu dapat memenangkan ini Tauto jahat.
Sementara itu, Yun Mong Tjie sudah tidak dapat menahan kekuatannya Kiu Kong Tauto, mendadak, ia memperdengarkan suara jeritan tertahan. Badannya tampak tergoyang-goyang dan mundur beberapa tindak.
Empat orang tosu yang berdiri di belakang sudah maju untuk memimpin Yun Mong Tjie.
Kiu Kong Tauto tertawa puas. Dengan lagaknya yang sombong ia berkata:
Orang mengatakan Cong-lam Sam-cie dapat menggetarkan dunia. Ilmu Cui-sim-ciang masing-masing belum mendapat tandingan. Tidak disangka hanya sebegitu saja....... ha, ha, ha.......
Yun Shia Tjie mengerutkan alisnya, lalu berkata:
Jangan sombong. Pinto akan minta beberapa petunjuk darimu.
Ia sudah maju bertindak untuk mengadu peruntungannya.
Koo San Djie sejak tadi sudah memperhatikan segala-galanya. Dari kepandaian Yun Mong Tjie sampai Yun Shia Tjie dan Kiu Kong Tauto. Pikirnya, majunya Yun Shia Tjie ini masih bukan tandingan Kiu Kong Tauto yang kuat. Maka dengan perlahan ia sudah berkata:
Totiang, silahkan istirahat saja. Biar boanpwee yang meminta beberapa jurus pelajaran darinya.
Yun Shia Tjie telah mengetahui, sepasang muda mudi ini tidak dapat dipandang enteng maka setelah menasehatkan agar Koo San Djie berhati-hati ia sendiri sudah mundur ke belakang.
Koo San Djie maju ke depan, sambil mengangkat kedua tangannya, ia berkata kepada Kiu Kong Tauto.
Kepandaian taysu memang mengagumkan orang, hingga akupun ingin meminta beberapa jurus pelajaran dari taysu.
Kiu Kong Tauto melihat yang maju hanya seorang anak kecil, hatinya menjadi dongkol.
Yun Shia Tjie, apa kau tidak malu mengantarkan seorang anak kecil ke depanku...... Hmm......! katanya marah.
Ia kibaskan lengan bajunya, sambil membentak Koo San Djie:
Lekaslah kau menggelinding pergi.
Tenaga kibasan lengan baju ini paling sedikit juga ada empat-limaratus kati, ia mengira, bisa membuat si anak kecil di depannya terpental jauh.
Tidak disangka, kibasannya ini tidak membawa hasil. Jangan lagi orangnya, malah baju si anak kecil itupun tidak bergerak sama sekali. Koo San Djie masih tertawa-tawa, berdiri di tempat semula.
Dalam terkejutnya, Kiu Kong Tauto kehilangan kesombongannya. Tapi ia masih penasaran, ia membentak:
Kau pernah apa dengan Cong-lam-pay ini? Siapa namamu?
Aku bernama Koo San Djie. Di sini hanya menjadi tamu dari Cong-lam-pay. Semua urusan boleh kau perhitungkan dengan aku saja!
Tjeng Tjeng yang melihat Kiu Kong Tauto yang galak ini sudah menjadi tidak puas. Sedari tadi ia sudah ingin mengusirnya.
Kini, ia melihat Koo San Djie masih menghormat dan menghadapi si Tauto jahat, sudah menjadi tidak sabaran. Dengan keras ia berkata:
Koko San, lekas usir dia pergi, aku sudah sebal melihat tampangnya!
Tapi teriakan ini telah menimbulkan hati jahat Kiu Kong Tauto. Dengan tertawa dingin, badannya sudah maju dua tindak, tangan kirinya memukul tiga kali, lengan kanannya mengibas empat kali, dua macam aliran yang keras dan lembek, menyerang dari dua jurusan
Koo San Djie sengaja, agar Kiu Kong Tauto tahu diri, maka Bu-kiat-hian-kangnya ditahan, tidak untuk menyerang, menunggu sampai dua aliran tadi datang dekat sekali, baru dilepas dengan sekuat tenaganya.
Kiu Kong Tauto baru saja kegirangan, karena melihat serangannya hampir berhasil, tidak disangka, akan adanya tenaga yang besar datang memukul balik serangannya. Maka ia sudah terpental jauh ke belakang.
Masih untung, lawannya tidak berniat membunuh, biarpun demikian, ia juga sudah menjadi kelabakan. Inilah yang pertama kalinya ia melihat ilmu yang seaneh ini, bahkan dikeluarkan oleh seorang anak kecil.
Hatinya menjadi kaget dan marah, tapi ia tidak dapat berbuat suatu apa, kepandaiannya masih terpaut jauh. Maka dengan rasa benci, ia menunjuk ke arah Koo San Djie dan berkata:
Anjing kecil, hati-hati akan datangnya pembalasan.
Demikianlah, dengan membalikkan badannya Kiu Kong Tauto sudah angkat kaki dari situ dan turun gunung.
Yun Shia Tjie kagum bukan main, ia telah melihat dengan mata sendiri, bagaimana Koo San Djie menggunakan ilmunya yang hebat dan mengusir pergi si Tauto jahat tadi.
Ia melihat Yun Mong Tjie yang terluka parah, dengan muka pucat duduk sambil memejamkan kedua matanya, lalu memberi perintah kepada empat orang tosu:
Lekas bawa susiok masuk ke dalam! Empat tosu adalah murid-muridnya.
Koo San Djie cepat menggoyangkan tangannya.
Tunggu! ia mencegah.
Lalu, ia duduk di sebelah Yun Mong Tjie, dengan setengah berbislk, ia berkata sambil memegang bahunya:
Totiang awas, aku akan segera membantumu.
Yun Mong Tjie sedang mengumpulkan tenaganya, dengan seluruh kekuatan yang ada, dia hendak memulihkan tenaganya yang rusak. Mendadak, dia merasakan datangnya tenaga bantuan yang segar, memasuki tubuhnya dan membantu mengalirkan jalan darahnya yang mampet. Maka, dengan cepat ia mengatur jalan darahnya, dan sebentar kemudian, luka dalamaya telah sembuh sama sekali.
Yun Mong Tjie membuka kedua matanya, dan dilihatnya yang menolong adalah bocah angon yang pernah dipersulit untuk menemui ketuanya. Maka dengan tidak terasa, ia menjadi malu sendiri.
Koo San Djie tahu akan perasaan hatinya, maka ia sudah segera meminta diri:
Urusan telah selesai, aku akan segera meneruskan perjalanan.
Yun Shia Tjie dengan cepat berkata:
Siaoya jauh-jauh telah mencapaikan diri untuk memberi kabar kepada kami. Dan lagi hari ini telah menolong kami mengusir musuh, sebenarnya adalah merupakan suatu pertolongan yang besar bagi Cong-lam-pay. Biar bagaimana juga harus menginap semalam di sini, pinto masih ada sedikit perkataan yang akan disampaikan kepada Siaoya.
Yun Mong Tjie biarpun berangasan tapi mempunyai hati yang jujur, maka ia juga turut menahan:
Budi tidak dapat dilupakan. Harap Siaoya dapat menerima permintaan ketua partai kami.
Koo San Djie malu hati, dan menerima baik permintaan tersebut.
Dengan menggandeng tangan Tjeng Tjeng, ia sudah masuk kembali.
Pada malam itu Yun Shia Tjie telah menjamu dua tamunya.
Sewaktu makan-makan, mendadak Koo San Djie ingat urusan Oey Bwee Bwee yang telah mati misterius. Maka, ia sudah menanyakan urusan ini kepada Yun Shia Tjie!
Tadi, Kiu Kong Tauto mengatakan bahwa Oey Bwee Bwee mati karena terkena ilmu pukulan Cui-sim-ciang, tapi totiang percaya, hal ini bukan perbuatannya dari Cong-lam-pay. Jika betul dia bukan terkena pukulan Cui-sim-ciang, tentu telah memakan sebangsa racun. Pada waktu aku menaiki gunung, Oey Bwee Bwee terburu-buru sekali, dan pernah mengatakan bahwa dia masih ada urusan yang sangat penting. Oey Bwee Bwee ini, jika tidak salah adalah orang dari Lembah Merpati. Tapi mengapa Kiu Kong Tauto datang membelanya? Apa Kiu Kong Tauto juga telah menggabungkan diri kepada Lembah Merpati?
Yun Shia Tjie juga menganggap perkataannya Koo San Djie benar. Ia merasa tertarik juga tentang anak ini yang dapat mengetahui sedemikian banyak urusan tentang Lembah Merpati, dengan memanggut-manggutkan kepalanya ia berkata:
Siaoya dapat menduga dengan tepat. Jika Oey Bwee Bwee adalah orangnya Lembah Merpati, tidak heran kalau Kiu Kong Tauto membelanya. Yang menjadi pertanyaan ialah, siapakah yang telah meracuni Oey Bwee Bwee ini?
Koo San Djie bingung mendengar pembicaraan Yun Shia Tjie.
Totiang mengatakan tidak heran, kalau Kiu Kong Tauto membela Oey Bwee Bwee. Apakah yang menjadi sebabnya? ia bertanya.
Apakah Siaoya tidak mengetahui, meskipun letak dan ketua dari Lembah Merpati belum diketahui orang, tapi maksud tujuannya telah menjadi terang?
Setelah terdiam sejenak, Yun Shia Tjie melanjutkan:
Menurut penuturan orang, Lembah Merpati telah mengundang empat tokoh ternama dari golongan hitam untuk dijadikan duta-duta di empat penjuru. Juga telah mengunakan kawanan penjahat pelarian-pelarian dari berbagai golongan untuk dijadikan begundal-begundalnya. Kiu Kong Tauto berkelakuan jelek, sudah tidak heran, jika dia telah bernaung di bawah panji Lembah Merpati.
Setelah terdiam, dan melihat Koo San Djie tidak mengutarakan suatu apapun, ia sudah melanjutkan penuturannya tentang keadaan yang ia ketahui:
Masih ada satu soal yang nyata, ialah belakang ini, banyak sekali orang terkemuka yang jujur telah kedapatan dibunuhi. Dan banyak juga anak-anak muda dari berbagai macam golongan telah berkhianat pada perguruannya, lari menuju ke Lembah Merpati yang hanya dalam khayalan saja. Cong-lam-pay yang sedang apes juga kerembet-kerembet dan dua orang muridnya yang murtad sampai menyebabkan kematian sute Yun Yan Tjie.
Setelah memberi keterangan yang panjang lebar berkali-kali Yun Shia Tjie menghela napas panjang.
Baru sekarang Koo San Djie berkata:
Kejadian-kejadian ini aku juga mendapat dengar sedikit, jawab Koo San Djie. Yang sukar ialah orang tidak dapat mengetahui, di mana letaknya tempat Lembah Merpati itu. Jika saja ada orang yang dapat memberitahukan jalan yang menuju ke dalam lembah, ini tidak sukar untuk ditumpasnya.
Yun Shia Tjie pernah menyaksikan kepandaian Koo San Djie tentu saja percaya akan perkataannya.
Ada yang mengatakan, kini sudah ada orang yang akan dijadikan petunjuk jalan ke dalam Lembah Merpati. Maka telah direncanakan pertemuan para ketua partay dari berbagai macam golongan yang akan diadakan di kuil Siauw-lim-sie di gunung Siong-san. Jika siaoya tidak ada urusan penting, tidak ada salahnya untuk ikut pergi bersama-sama ke sana.
Koo San Djie yang mendengar ada orang yang akan dijadikan petunjuk jalan untuk ke dalam Lembah Merpati, tentu saja menjadi girang. Dalam hatinya ia berpikir:
Jika telah diketahui letak tempatnya, urusan tentu akan menjadi beres.
Maka ia nyatakan bersedia untuk pergi bersama Yun Shia Tjie dan Yun Mong Tjie ke gunung Siong-san.
Kepandaian Koo San Djie pada waktu itu telah mencapai ketaraf yang tertinggi, dengan hanya tenaga ini, mana dapat melukainya. Dengan menarik sedikit napas Bu-kiat-hian-kang, ia melindungi seluruh tubuhnya. Dengan cepat ia berbalik dan berkata:
Totiang tidak dapat diajak berunding, apa tidak menurunkan derajat saja?
Yun Mong Tjie telah menggunakan tenaga penuh, menyerang dengan ilmu Cui-sim-ciang yang dibanggakan, masih tidak dapat melukai lawan, dia menjadi kememek.
Pukulan Cui-sim-ciang adalah kepandaian simpanan dari golongan Cong-lam-pay, tapi lawannya yang hanya seorang anak kecil saja, sedemikian mudahnya menerima pukulan ini dan masih bisa berbicara. Mana ia tidak menjadi kaget?
Mendadak, dari belakang terdengar satu suara yang seperti genta:
Budha yang pemurah. Tuan kecil ini berapa kali menyebut ingin menemui pinto, entah ada urusan penting apakah?
Itulah suara ketua partai Yun Shia Tjie sendiri yang berkata, keluar menghampiri Koo San Djie.
Koo San Djie mendongak, melihat Yun Shia Tjie sebentar, dilihatnya orang ini bermuka panjang, dengan jenggotnya yang melambai-lambai. Pembawaannya agung tapi perkataannya sangat ramah tamah.
Maka dengan segera Koo San Djie mengunjuk hormatnya dan berkata:
Aku mendapat pesan yang terakhir dari Yun Yan Tjie untuk membawa beberapa barang yang harus diserahkan kepada totiang.
Yun Shia Tjie menjadi terkejut, senyumnya hilang dari mukanya. Dengan mengangkat tangannya ia menyilahkan Koo San Djie masuk.
Di sini bukan tempat untuk berbicara. Silahkan siaoya berdua masuk ke dalam untuk kita bicara lebih leluasa.
Yun Shia Tjie minggir menyilahkan Koo San Djie berdua masuk.
Setelah sampai di dalam ruangan tamu, Koo San Djie sudah menyerahkan pedang dan tanda cap Yun Yan Tjie kepada ketua partaynya ini, Yun Shia Tjie.
Lalu diceritakan juga tentang kejadian bagaimana Yun Yan Tjie mengejar dua murid durhakanya dan bagaimana diserang dari belakang oleh seorang pemuda.
Yun Shia Tjie sangat sayang kepada adik-adik seperguruannya, apa lagi terhadap Yun Yan Tjie. Begitu mendengar kabar tentang kematiannya yang mengenaskan, biarpun ia mempunyai pelajaran Budha yang dalam, juga tidak tahan untuk tidak mengeluarkan air matanya.
Setelah sekian lama Yun Shia Tjie bersedih, baru ia berkata:
Terima kasih atas bantuan siaoya yang budiman. Dengan susah payah, jauh-jauh telah datang kemari untuk memberi kabar kepada kami. Tentang kesalah pahaman yang tadi, harap sioaya jangan taruh di dalam hati.
Ah itu urusan kecil, tidak menjadi apa, sahut Koo San Djie merendah.
Lalu Yun Shia Tjie menanyakan tentang perguruannya Koo San Djie, dan telah diceritakan oleh Koo San Djie dengan sejujurnya.
Yun Shia Tjie menghela napas keheranan dan berkata:
Guru yang ternama telah mendidik murid yang pandai. Tidak heran jika siaoya mempunyai kepandaian yang menakjubkan.
Totiang memuji terlalu tinggi, jawab Koo San Djie merendah.
Yun Shia Tjie menghela napas, kemudian berkata lagi:
Dalam beberapa tahun ini, dari berbagai macam partai telah keluar murid-murid durhaka yang berkhianat terhadap perguruannya. Maka golongan Siauw-lim-pay yang selalu dihormati oleh berbagai macam golongan, telah mengirim undangan ke berbagai macam partai untuk mengundang ketuanya masing-masing dan merundingkan tentang kejadian-kejadian ini. Jika siaoya ingin mengetahuinya, boleh juga turut pergi sekalian ke sana.
Mendadak, kentongan tanda bahaya telah berbunyi dengan nyaring sekali.
Yun Shia Tjie menjadi kaget:
Apa siaoya masih mempunyai kawan lagi? dia bertanya.
Koo San Djie menggeleng-gelengkan kepalanya, menyangkal.
Mari kita pergi melihat! mengajak Yun Shia Tjie.
Koo San Djie bersama Tjeng Tjeng mengikuti di belakang Yun Shia Tjie, berjalan keluar.
Dari jauh sudah terlihat ada seorang tauto yang beroman galak, tauto itu sedang berhadapan dengan Yun Mong Tjie.
Yun Shia Tjie menyebut beberapa kali perkataan memuji sang Budha, lalu berkata:
Oh, yang datang itu Kiu Kong Tauto? Entah ada urusan apa, tiba-tiba membuat huru hara di sini?
Kiu Kong Tauto dengan kasar menjawab:
Ada seorang gadis yang bernama Oey Bwee Bwee, dengan tidak sebab musabab telah mati di gunung Cong-lam. Seluruh tubuhnya tidak terdapat luka. Tentang kepandaian yang dapat melukai orang dengan tidak berbekas, kecuali ilmu Cui-sim-ciang dari Cong-lam, orang lain tidak ada yang mempunyai lagi. Hm, hm, apakah kau Cong-lam-pay dapat membersihkan diri?
Yun Shia Tjie mengkerutkan kening. Ia tahu bahwa Kiu Kong Tauto ini kejam dan galak, tidak mudah orang melayaninya. Kedatangannya ini berarti kesukaran baginya. Maka, dengan menahan kesabarannya ia berkata:
Pernah apakah kau dengan nona Oey Bwee Bwee itu? Mungkin kejadian ini adalah salah paham. Pinto dapat menanggung, bahwa kejadian itu bukannya dari golongan kami yang melakukannya.
Kiu Kong Tauto tertawa dingin:
Enak saja kau mencuci tangan. Terus terang kukatakan kepadamu, ini hari, jika kau tidak dapat menemukan pembunuhnya, aku akan membasmi seratus tosu dari golongan Cong-lam-pay.
Terdengar Yun Mong Tjie membentak keras:
Kiu Kong, kau jangan mencari gara-gara saja. Apa kau kira Cong-lam-pay mudah dihina?
Kiu Kong Tauto tertawa congkak:
Telah lama aku mendengar tentang kemasyhuran ilmu pukulan Cui-sim-ciang, kini aku ingin melihat sampai di mana tingginya?
Yun Mong Tjie yang berangasan sudah tidak dapat menahan sabarnya:
Jika kau memang bermaksud mencari setori janganlah menyalahkan Cong-lam-pay berani menghina kepada kawan sendiri.
Yun Shia Tjie yang melihat keadaan ini menjadi runcing sudah lantas berkata:
Tunggu sebentar......
Kemudian, dengan sabar ia menghadapi Kiu Kong Tauto:
Oey Bwee Bwee itu sebenarnya dari golongan apa? Mungkin juga dia mempunyai musuh? Dan musuhnya itu yang telah membunuhnya. Kami golongan Cong-lam-pay tidak mempunyai permusuhan apa-apa dengannya, tidak mungkin kami akan mengganggu.
Kiu Kong Tauto yang masih marah-marah berkata:
Yun Shia Tjie, kau harus bertanggung jawab. Terus terang kukatakan kepadamu, bahwa nona Oey Bwee Bwee ini mempunyai asal-usul yang tidak dapat dibuat gegabah. Jika sampai saudara-saudara seperguruannya marah, partaimu, Cong-lam-pay akan diubrak-abrik dan dihancur leburkan.
Betul-betul Yun Shia Tjie mempunyai kesabaran yang sempurna. Biarpun Kiu Kong Tauto sedari tadi sudah membentak-bentak, tapi ia masih tidak menjadi marah. Dengan kalem ia berkata:
Tidak perduli, bagaimana kuatnya golongan seperguruannya, urusan tentu akan menjadi terang sendiri. Tapi, kau sudah memastikan bahwa golongan Cong-lam-pay yang berbuat, tidakkah keburu napsu?
Kiu Kong Tauto tertawa iblis,
Tidak usah kau banyak rewel. Dengan jiwanya ketua partaimu inilah untuk menggantikan jiwanya Oey Bwee Bwee.
Mendadak ia telah melancarkan pukulannya dari sebelah, memukul dengan hebat sekali.
Omong kosong! bentak Yun Mong Tjie, dari tadi dia menahan sabar.
Dari samping, ia sudah memapaki serangannya. Dua buah pukulan telah terbentur hebat, hingga mengeluarkan seruan keras.
Yun Mong Tjie kesakitan dan mundur dua tindak. Kiu Kong Tauto dengan mata beringas masih tetap berdiri di tempatnya.
Dua kali Yun Mong Tjie mendapat kekalahan pada hari ini. Karena marah, berewoknya sudah berdiri semua, dengan berteriak keras, ia sudah mulai menyerang lagi secara bertubi-tubi
Kiu Kong Tauto terkenal karena kekuatan tenaganya yang kuat. Tubuhnya berdiri di sana seperti gunung, hanya menggerakkan tangannya yang besar, ia menangkis serangan berantai Yun Mong Tjie. Dengan tenang, ia telah memaksa Yun Mong Tjie berputaran di sekitarnya
Yun Shia Tjie menyaksikan kejadian itu, ia sudah mengetahui bahwa adik seperguruannya bukan tandingan si Tauto jahat. Ia bermaksud untuk menggantikannya, tapi takut menimbulkan nama jelek Cong-lam-pai. Dan lagi yang penting, ia sendiripun belum tentu dapat memenangkan ini Tauto jahat.
Sementara itu, Yun Mong Tjie sudah tidak dapat menahan kekuatannya Kiu Kong Tauto, mendadak, ia memperdengarkan suara jeritan tertahan. Badannya tampak tergoyang-goyang dan mundur beberapa tindak.
Empat orang tosu yang berdiri di belakang sudah maju untuk memimpin Yun Mong Tjie.
Kiu Kong Tauto tertawa puas. Dengan lagaknya yang sombong ia berkata:
Orang mengatakan Cong-lam Sam-cie dapat menggetarkan dunia. Ilmu Cui-sim-ciang masing-masing belum mendapat tandingan. Tidak disangka hanya sebegitu saja....... ha, ha, ha.......
Yun Shia Tjie mengerutkan alisnya, lalu berkata:
Jangan sombong. Pinto akan minta beberapa petunjuk darimu.
Ia sudah maju bertindak untuk mengadu peruntungannya.
Koo San Djie sejak tadi sudah memperhatikan segala-galanya. Dari kepandaian Yun Mong Tjie sampai Yun Shia Tjie dan Kiu Kong Tauto. Pikirnya, majunya Yun Shia Tjie ini masih bukan tandingan Kiu Kong Tauto yang kuat. Maka dengan perlahan ia sudah berkata:
Totiang, silahkan istirahat saja. Biar boanpwee yang meminta beberapa jurus pelajaran darinya.
Yun Shia Tjie telah mengetahui, sepasang muda mudi ini tidak dapat dipandang enteng maka setelah menasehatkan agar Koo San Djie berhati-hati ia sendiri sudah mundur ke belakang.
Koo San Djie maju ke depan, sambil mengangkat kedua tangannya, ia berkata kepada Kiu Kong Tauto.
Kepandaian taysu memang mengagumkan orang, hingga akupun ingin meminta beberapa jurus pelajaran dari taysu.
Kiu Kong Tauto melihat yang maju hanya seorang anak kecil, hatinya menjadi dongkol.
Yun Shia Tjie, apa kau tidak malu mengantarkan seorang anak kecil ke depanku...... Hmm......! katanya marah.
Ia kibaskan lengan bajunya, sambil membentak Koo San Djie:
Lekaslah kau menggelinding pergi.
Tenaga kibasan lengan baju ini paling sedikit juga ada empat-limaratus kati, ia mengira, bisa membuat si anak kecil di depannya terpental jauh.
Tidak disangka, kibasannya ini tidak membawa hasil. Jangan lagi orangnya, malah baju si anak kecil itupun tidak bergerak sama sekali. Koo San Djie masih tertawa-tawa, berdiri di tempat semula.
Dalam terkejutnya, Kiu Kong Tauto kehilangan kesombongannya. Tapi ia masih penasaran, ia membentak:
Kau pernah apa dengan Cong-lam-pay ini? Siapa namamu?
Aku bernama Koo San Djie. Di sini hanya menjadi tamu dari Cong-lam-pay. Semua urusan boleh kau perhitungkan dengan aku saja!
Tjeng Tjeng yang melihat Kiu Kong Tauto yang galak ini sudah menjadi tidak puas. Sedari tadi ia sudah ingin mengusirnya.
Kini, ia melihat Koo San Djie masih menghormat dan menghadapi si Tauto jahat, sudah menjadi tidak sabaran. Dengan keras ia berkata:
Koko San, lekas usir dia pergi, aku sudah sebal melihat tampangnya!
Tapi teriakan ini telah menimbulkan hati jahat Kiu Kong Tauto. Dengan tertawa dingin, badannya sudah maju dua tindak, tangan kirinya memukul tiga kali, lengan kanannya mengibas empat kali, dua macam aliran yang keras dan lembek, menyerang dari dua jurusan
Koo San Djie sengaja, agar Kiu Kong Tauto tahu diri, maka Bu-kiat-hian-kangnya ditahan, tidak untuk menyerang, menunggu sampai dua aliran tadi datang dekat sekali, baru dilepas dengan sekuat tenaganya.
Kiu Kong Tauto baru saja kegirangan, karena melihat serangannya hampir berhasil, tidak disangka, akan adanya tenaga yang besar datang memukul balik serangannya. Maka ia sudah terpental jauh ke belakang.
Masih untung, lawannya tidak berniat membunuh, biarpun demikian, ia juga sudah menjadi kelabakan. Inilah yang pertama kalinya ia melihat ilmu yang seaneh ini, bahkan dikeluarkan oleh seorang anak kecil.
Hatinya menjadi kaget dan marah, tapi ia tidak dapat berbuat suatu apa, kepandaiannya masih terpaut jauh. Maka dengan rasa benci, ia menunjuk ke arah Koo San Djie dan berkata:
Anjing kecil, hati-hati akan datangnya pembalasan.
Demikianlah, dengan membalikkan badannya Kiu Kong Tauto sudah angkat kaki dari situ dan turun gunung.
Yun Shia Tjie kagum bukan main, ia telah melihat dengan mata sendiri, bagaimana Koo San Djie menggunakan ilmunya yang hebat dan mengusir pergi si Tauto jahat tadi.
Ia melihat Yun Mong Tjie yang terluka parah, dengan muka pucat duduk sambil memejamkan kedua matanya, lalu memberi perintah kepada empat orang tosu:
Lekas bawa susiok masuk ke dalam! Empat tosu adalah murid-muridnya.
Koo San Djie cepat menggoyangkan tangannya.
Tunggu! ia mencegah.
Lalu, ia duduk di sebelah Yun Mong Tjie, dengan setengah berbislk, ia berkata sambil memegang bahunya:
Totiang awas, aku akan segera membantumu.
Yun Mong Tjie sedang mengumpulkan tenaganya, dengan seluruh kekuatan yang ada, dia hendak memulihkan tenaganya yang rusak. Mendadak, dia merasakan datangnya tenaga bantuan yang segar, memasuki tubuhnya dan membantu mengalirkan jalan darahnya yang mampet. Maka, dengan cepat ia mengatur jalan darahnya, dan sebentar kemudian, luka dalamaya telah sembuh sama sekali.
Yun Mong Tjie membuka kedua matanya, dan dilihatnya yang menolong adalah bocah angon yang pernah dipersulit untuk menemui ketuanya. Maka dengan tidak terasa, ia menjadi malu sendiri.
Koo San Djie tahu akan perasaan hatinya, maka ia sudah segera meminta diri:
Urusan telah selesai, aku akan segera meneruskan perjalanan.
Yun Shia Tjie dengan cepat berkata:
Siaoya jauh-jauh telah mencapaikan diri untuk memberi kabar kepada kami. Dan lagi hari ini telah menolong kami mengusir musuh, sebenarnya adalah merupakan suatu pertolongan yang besar bagi Cong-lam-pay. Biar bagaimana juga harus menginap semalam di sini, pinto masih ada sedikit perkataan yang akan disampaikan kepada Siaoya.
Yun Mong Tjie biarpun berangasan tapi mempunyai hati yang jujur, maka ia juga turut menahan:
Budi tidak dapat dilupakan. Harap Siaoya dapat menerima permintaan ketua partai kami.
Koo San Djie malu hati, dan menerima baik permintaan tersebut.
Dengan menggandeng tangan Tjeng Tjeng, ia sudah masuk kembali.
Pada malam itu Yun Shia Tjie telah menjamu dua tamunya.
Sewaktu makan-makan, mendadak Koo San Djie ingat urusan Oey Bwee Bwee yang telah mati misterius. Maka, ia sudah menanyakan urusan ini kepada Yun Shia Tjie!
Tadi, Kiu Kong Tauto mengatakan bahwa Oey Bwee Bwee mati karena terkena ilmu pukulan Cui-sim-ciang, tapi totiang percaya, hal ini bukan perbuatannya dari Cong-lam-pay. Jika betul dia bukan terkena pukulan Cui-sim-ciang, tentu telah memakan sebangsa racun. Pada waktu aku menaiki gunung, Oey Bwee Bwee terburu-buru sekali, dan pernah mengatakan bahwa dia masih ada urusan yang sangat penting. Oey Bwee Bwee ini, jika tidak salah adalah orang dari Lembah Merpati. Tapi mengapa Kiu Kong Tauto datang membelanya? Apa Kiu Kong Tauto juga telah menggabungkan diri kepada Lembah Merpati?
Yun Shia Tjie juga menganggap perkataannya Koo San Djie benar. Ia merasa tertarik juga tentang anak ini yang dapat mengetahui sedemikian banyak urusan tentang Lembah Merpati, dengan memanggut-manggutkan kepalanya ia berkata:
Siaoya dapat menduga dengan tepat. Jika Oey Bwee Bwee adalah orangnya Lembah Merpati, tidak heran kalau Kiu Kong Tauto membelanya. Yang menjadi pertanyaan ialah, siapakah yang telah meracuni Oey Bwee Bwee ini?
Koo San Djie bingung mendengar pembicaraan Yun Shia Tjie.
Totiang mengatakan tidak heran, kalau Kiu Kong Tauto membela Oey Bwee Bwee. Apakah yang menjadi sebabnya? ia bertanya.
Apakah Siaoya tidak mengetahui, meskipun letak dan ketua dari Lembah Merpati belum diketahui orang, tapi maksud tujuannya telah menjadi terang?
Setelah terdiam sejenak, Yun Shia Tjie melanjutkan:
Menurut penuturan orang, Lembah Merpati telah mengundang empat tokoh ternama dari golongan hitam untuk dijadikan duta-duta di empat penjuru. Juga telah mengunakan kawanan penjahat pelarian-pelarian dari berbagai golongan untuk dijadikan begundal-begundalnya. Kiu Kong Tauto berkelakuan jelek, sudah tidak heran, jika dia telah bernaung di bawah panji Lembah Merpati.
Setelah terdiam, dan melihat Koo San Djie tidak mengutarakan suatu apapun, ia sudah melanjutkan penuturannya tentang keadaan yang ia ketahui:
Masih ada satu soal yang nyata, ialah belakang ini, banyak sekali orang terkemuka yang jujur telah kedapatan dibunuhi. Dan banyak juga anak-anak muda dari berbagai macam golongan telah berkhianat pada perguruannya, lari menuju ke Lembah Merpati yang hanya dalam khayalan saja. Cong-lam-pay yang sedang apes juga kerembet-kerembet dan dua orang muridnya yang murtad sampai menyebabkan kematian sute Yun Yan Tjie.
Setelah memberi keterangan yang panjang lebar berkali-kali Yun Shia Tjie menghela napas panjang.
Baru sekarang Koo San Djie berkata:
Kejadian-kejadian ini aku juga mendapat dengar sedikit, jawab Koo San Djie. Yang sukar ialah orang tidak dapat mengetahui, di mana letaknya tempat Lembah Merpati itu. Jika saja ada orang yang dapat memberitahukan jalan yang menuju ke dalam lembah, ini tidak sukar untuk ditumpasnya.
Yun Shia Tjie pernah menyaksikan kepandaian Koo San Djie tentu saja percaya akan perkataannya.
Ada yang mengatakan, kini sudah ada orang yang akan dijadikan petunjuk jalan ke dalam Lembah Merpati. Maka telah direncanakan pertemuan para ketua partay dari berbagai macam golongan yang akan diadakan di kuil Siauw-lim-sie di gunung Siong-san. Jika siaoya tidak ada urusan penting, tidak ada salahnya untuk ikut pergi bersama-sama ke sana.
Koo San Djie yang mendengar ada orang yang akan dijadikan petunjuk jalan untuk ke dalam Lembah Merpati, tentu saja menjadi girang. Dalam hatinya ia berpikir:
Jika telah diketahui letak tempatnya, urusan tentu akan menjadi beres.
Maka ia nyatakan bersedia untuk pergi bersama Yun Shia Tjie dan Yun Mong Tjie ke gunung Siong-san.