Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kumpulan Mahakarya Seni di Indonesia.

opdkn

Guru Besar Semprot
UG-FR
Daftar
29 Sep 2015
Post
2.018
Like diterima
300
Lokasi
Di hati para istri-istriku
Bimabet
Mohon maaf jika trit nubie salah tempat :ampun:

Indonesia adalah negara yang besar, yang mempunyai adat,kebiasaan dan tradisi yang bernilai seni tinggi, dan tentunya karya seni yang dihasilkanpun mempunyai filosofi dan makna tersendiri.

Sebelum itu nubie coba men-share pengertian dari seni.

Berikut pengertian seni menurut pendapat para ahli:

A. Aristoteles
seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.

B. Plato dan Rousseau
seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.

C. Ki Hajar Dewantara
seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia

D. Ahdian Karta Miharja
seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.

E. Drs. Sudarmaji
seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang.

F. Drs Popo Iskandar
seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.

G. Prof. Drs. Suwaji bastomi
seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.

H. Enslikopedia Indonesia
seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya.

I. Schopenhauer
seni adalah segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Menurut tiap orang senang dengan seni music meskipun seni musik adalah seni yang paling abstrak

J. Eric Ariyanto
seni adalah kegiatan rohani atau aktivitas batin yang di refleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihat atau mendengarkannya.

Nah disetiap daerah diindonesia, terdapat banyak sekali karya seni yang bercita rasa dan bernominal tinggi, seperti pada ukiran (baik di kayu atau dibatu) contohnya ukiran jepara atau relief borobudur, tenunan seperti pada kain songket atau ulos. Dan motif batik.

[size=+2]Mari kita share karya seni apa saja yang ada diindonesia serta filosofinya [/size]
 
Ini ane tambahin 1 dulu aliran seni Indonesia banget.
Seni Lukis
Naturalisme
Salah satu kesukaan ane nih suhu. Karya seni lukis yang satu ini membutuhkan kejelian tingkat Dewa Budjana alias super duper jeli banget deh.
Nama aliran seni macem gini disebut Naturalisme
Naturalisme merupakan aliran seni lukis yang menggambarkan segala sesuatu sesuai dengan alam nyata atau nature.
Pelopor Seni Lukis Naturalisme pencetusnya, tak lain dan tak bukan dia adalah Seorang dari Indonesia.
Om Basuki Abdullah merupakan salah satu maestro asal Indonesia, hasil karya seninya yang paling terkenal adalah melukis seorang perawan desa yang menggunakan pakaian lusuh tapi justru tampak seperti bidadari. :o
Tapi jangan heran loh, ternyata Om Basuki Abdullah juga punya lukisan yang rada2 BB 17.:ha:

Jaka Tarub dan Bidadari:adek:


Anak Nakal Ngintip:matabelo:


RAhwana dan Jatayu:o
 
Terakhir diubah:
[size=+2]FILOSOFIS dan SENI GUNUNGAN WAYANG [/size]



Dalam setiap pergelaran wayang kulit selalu ditampilkan gunungan, yang berbentuk persegi lima yang terdapat gambar atau simbol di dalamnya. Gunungan ini biasanya ditampilkan dalam berbagai permainan wayang misalnya dalam wayang purwa, wayang gedog, wayang krucil, wayang golek, wayang suluh dan sebagainya.

Gunungan mempunyai dua jenis yaitu Gunungan Blumbangan (perempuan) dan Gunungan Gapuran (laki-laki). Di balik gunungan Blumbangan ini dapat kita lihat sunggingan yang menggambarkan api sedang menyala. Ini merupakan candrasengkalan yang berbunyi "geni dadi sucining jagad" yang mempunyai arti 3441 dan apabila dibalik menjadi 1443 tahun Saka. Itu diartikan bahwa gunungan tersebut diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1443 Saka= 1521 Masehi pada masa pemarintahan Raden Patah. Gunugnan Gapuran (Gerbang) sendiri digunakan pada masa pemerintahan Suushunan Pakubuwono 2, dengan sengkalan " Gapura lima retuning bumi" 1659 J=1734 M.

Disebut gunungan karena bentuknya seperti gunung yang ujung atasnya meruncing. Gunungan ini dalam legendanya berisi mitos sangkan paraning dumadi, yaitu asal mulanya kehidupan ini dan disebut juga kayon. Kata kayon melambangkan semua kehidupan yang terdapat di dalam jagad raya yang mengalami tiga tingkatan yakni:

Tanam tuwuh (pepohonan) yang terdapat di dalam gunungan, yang orang mengartikan pohon Kalpataru, yang mempunyai makna pohon hidup.

Lukisan hewan yang terdapat di dalam gunungan ini menggambarkan hewan- hewan yang terdapat di tanah Jawa.

Kehidupan manusia yang dulu digambarkan pada kaca pintu gapura pada kayon, sekarang hanya dalam prolog dalang saja.

Kayon atau gunungan yang biasanya diletakkan di tangah kadang disamping itu mempunyai beberapa arti, arti dari diletakkannya gunungan ada 3 yakni:

Dipergunakan dalam pembukaan dan penutupan, seperti halnya layar yang dibuka dan ditutup pada pentas sandiwara.
Sebagai tanda untuk pergantian jejeran (adegan/babak).
Digunakan untuk menggambarkan pohon, angin, samudera, gunung, guruh, halilintar, membantu menciptakan efek tertentu (menghilang/berubah bentuk).
Gunungan merupakan simbol kehidupan, jadi setiap gambar yang berada di dalamnya melambangkan seluruh alam raya beserta isinya mulai dari manusia sampai dengan hewan serta hutan dan perlengkapannya. Gunungan dilihat dari segi bentuk segi lima, mempunyai makna bahwa segi lima itu lima waktu yang harus dilakukan oleh agama adapun bentuk gunungan meruncing ke atas itu melambangkan bahwa manusia hidup ini menuju yang di atas yaitu Tuhan

Dalam kayon terdapat ukiran-ukiran atau gambar yang diantaranya :

Rumah atau balai yang indah dengan lantai bertingkat tiga melambangkan suatu rumah atau negara yang di dalamnya ada kehidupan yang aman, tenteram dan bahagia.
Dua raksasa kembar lengkap dengan perlengkapan jaga pedang dan tameng. diinterprestasikan bahwa gambar tersebut melambangkan penjaga alam gelap dan terang
Dua naga kembar bersayap dengan dua ekornya habis pada ujung kayon.
Gambar hutan belantara yang suburnya dengan kayu yang besar penuh dengan satwanya.
Gambar ilu-ilu Banaspati melambangkan bahwa hidup di dunia ini banyak godaan, cobaan, tantangan dan mara bahaya yang setiap saat akan mengancam keselamatan manusia.
Pohon besar yang tinggi dibelit ular besar dengan kepala berpaling kekanan.
Dua kepala makara ditengah pohon melambangkan manusia dalam kehidupan sehari mempunyai sifat yang rakus, jahat seperti setan.
Dua ekor kera dan lutung sedang bermain diatas pohon dan dua ekor ayam hutan sedang bertengkar diatas pohon, macan berhadapan dengan banteng.
Menggambarkan tingkah laku manusia.

Kebo = pemalas

Monyet = serakah

Ular = licik

Banteng = lambang roh , anasir tanah , dengan sifat kekuatan nafsu Aluamah

Harimau = lambang roh , anasir api dengan sifat kekuatan nafsu amarah, emosional, pemarah

Naga = lambang Roh , anasir air dengan sifat kekuatan nafsu sufiah

Burung Garuda = lambang Roh , anasir udara dengan sifat kekuatan nafsu Muthmainah.

Gambar raksasa digunakan sebagai lambang kawah condrodimuka, adapun bila dihubungkan dengan kehidupan manusia di dunia sebagai lambang atau pesan terhadap kaum yang berbuat dosa akan di masukkan ke dalam neraka yang penuh siksaan.
Gambar samudra dalam gunungan pada wayang kulit melambangkan pikiran
Gambar api merupakan simbol kebutuhan manusia yang mendasar karena dalam kehidupan sehari-hari akan membutuhkannya.
7 anak tangga: berarti tujuan atau PITUtur (pemberitahuan) bahwa kita semua yang bernama hidup pasti mati " kullu nasi dha ikhotul maut ".
Gerbang/pintu selo manangkep: pintu alam kubur yang kita tuju.
Pohon hayat: jalan hidup seseorang yang lurus dan mempunyai 4 anak cabang yang menjadi perlambang nafsu kita dan banyak anak cabangnya.
Sedangkan dari filosofi bentuk adalah : bentuk gunungan sendiri menyerupai serambi bilik kiri yang ada di dalam tubuh kita, itu mungkin mempunyai makna kalau kita harus menjaga apapun yang ada di dalam hati kita hanya kepada sang pencipta. Dan yang lebih hebat lagi adalah dari segi bentuk yang persisi dengan "mustoko" di atas masjid yang ada banyak di negara kita. itu perlambang dari sipembuat untuk kita supaya menjaga hati kita secar lurus (seperti pohon) kepada masjid/agama/tuhan.

Gunungan bisa diartikan lambang Pancer, yaitu jiwa atau sukma, sedang bentuknya yang segitiga mengandung arti bahwa manusia terdiri dari unsure cipta, rasa dan karsa. Sedangkan lambang gambar segi empat lambing sedulur papat dari anasir tanah, api , air, udara.

Gunungan atau kayon merupakan lambang alam bagi wayang, menurut kepercayaan hindu, secara makrokosmos gunungan yang sedang diputar-putar oleh sang dalang, menggambarkan proses bercampurnya benda-benda untuk menjadi satu dan terwujudlah alam beserta isinya. Benda-benda tersebut dinamakan Panca Maha Bhuta, lima zat yakni: Banu (sinar-udara-setan), Bani (Brahma-api), Banyu (air), Bayu (angin), dan Bantala (bumi-tanah).

Makara yang terdapat dalam pohon Kalpataru dalam gunungan tersebut berarti Brahma mula, yang bermakna bahwa benih hidup dari Brahma. Lukisan bunga teratai yang terdapat pada umpak (pondasi tiang) gapura, mempunyai arti wadah (tempat) kehidupan dari Sang hyang Wisnu, yakni tempat pertumbuhan hidup.

Berkumpulnya Brahma mula dengan Padma mula kemudian menjadi satu dengan empat unsur, yaitu sarinya api yang dilukiskan sebagai halilintar, sarinya bumi yang dilukiskan dengan tanah di bawah gapura, dan sarinya air yang digambarkan dengan atap gapura yang menggambarkan air berombak.

Dari kelima zat tersebut bercampur menjadi satu dan terwujudlah badan kasar manusia yang terdiri dari Bani, Banyu, Bayu, dan Bantala, sedang Banu merupakan zat makanan utamanya.

Jawa memang menyimpan berbagai macam budaya yang beragam dan menyimpan berbagai makna yang terkandung dalam setiap itemnya, bahkan secara tidak kita sadari sesuatu yang kita pegang sekarangpun itu juga mengandung makna filosofis yang sangat besar jika kita mau mangkaji lebih dalam.

Dengan gambaran di atas saya sedikit banyak mengetahui tantang apa makna filosofis dari gunungan yang terdapat dalam pewayangan. Dari segi bentuk maupun nilai yang terkandung dalam wayang dan dari gambar yang ada di dalamnya. Kapan dan siapa yang menciptakan gunungan tersebut, fungsi dari gunungan dalam permainan wayang.

Dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia mari kita lestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Jangan ada lagi kekerasan dalam mengatasi masalah, kita sebagai Bangsa yang berbudi luhur seharusnya dapat menjadi contoh bagi Negara lain. Kalau bukan kita sebagai anak bangsa siapa lagi?

Semua yang ada di Indonesia aku suka. Negara yang kaya akan budaya, orang-orang yang ramah, menjunjung tinggi nilai kebersamaan, lingkungan yang asri, sejuk, indah yang tentunya tak kalah dengan luar negri, tak perlulah aku keliling DUNIA (kata Gita Gutawa) I LOVE INDONESIA...
 
Terakhir diubah:
[size=+2]SENI RELIEF DALAM CANDI BOROBUDUR[/size]

MAHAKARYA INDONESIA :jempol:



Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang dipakai untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan ada lebih dari 1400 panel relief ini yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Pada dinding candi di setiap tingkatan — kecuali pada teras-teras Arupadhatu — dipahatkan panel-panel bas-relief yang dibuat dengan sangat teliti dan halus. Relief dan pola hias Borobudur bergaya naturalis dengan proporsi yang ideal dan selera estetik yang halus. Relief-relief ini sangat indah, bahkan dianggap sebagai yang paling elegan dan anggun dalam kesenian dunia Buddha.Relief Borobudur juga menerapkan disiplin senirupa India, seperti berbagai sikap tubuh yang memiliki makna atau nilai estetis tertentu. Relief-relief berwujud manusia mulia seperti pertapa, raja dan wanita bangsawan, bidadari atapun makhluk yang mencapai derajat kesucian laksana dewa, seperti tara dan boddhisatwa, seringkali digambarkan dengan posisi tubuh tribhanga. Posisi tubuh ini disebut "lekuk tiga" yaitu melekuk atau sedikit condong pada bagian leher, pinggul, dan pergelangan kaki dengan beban tubuh hanya bertumpu pada satu kaki, sementara kaki yang lainnya dilekuk beristirahat. Posisi tubuh yang luwes ini menyiratkan keanggunan, misalnya figur bidadari Surasundari yang berdiri dengan sikap tubuh tribhanga sambil menggenggam teratai bertangkai panjang.

Relief Borobudur menampilkan banyak gambar; seperti sosok manusia baik bangsawan, rakyat jelata, atau pertapa, aneka tumbuhan dan hewan, serta menampilkan bentuk bangunan vernakular tradisional Nusantara. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobudur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur.

Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sanskertadaksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.

Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara)Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir – hidup – mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur.

LalitawistaraPangeran Siddhartha Gautama mencukur rambutnya dan menjadi pertapa. Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

Jataka dan Awadana. Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

Gandawyuha. Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
 
Padahal ini baru dari Jawa ya Opa,gak kebyang kalo mahakarya dari seluruh penjuru Indonesia "dibedah" di sini.
:jempol:
 
reserved dulu yaa, opa..
Buat googling seni yang anti mainstream di Indoensia. :ngacir:

Ane sticky dulu yaa, opa.
Skalian buat update.
:jempol:

terimakasih om ren :ampun:

mari kita kuak lebih luas dan dalam tentang semua seni di Indonesia.

I Love Indonesia :beer:
 
Belum lagi ditambah seni seni yang anti mainstreams ni Opa.
Ane lagi googling juga, untuk yang hal ini.
Nanti ane post di post 2. :o
 
Kalo kuda lumping termasuk kesenian jga tidak opa?
Ane tertarik sm Hal ini soale, kalo tidak keberatan, mohon dishare suhu opa. :ampun:
 
Kalo kuda lumping termasuk kesenian jga tidak opa?
Ane tertarik sm Hal ini soale, kalo tidak keberatan, mohon dishare suhu opa. :ampun:

SENI KUDA LUMPING :)

Spesial buat om Gayus :ampun:






Kesenian satu ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang terkenal di pulau Jawa, khususnya Jawa tengah dan sekitarnya. Namanya adalah Kuda Lumping.


Apakah Kuda Lumping itu?
Kuda Lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang menggambarkan sekelompok prajurit penunggang kuda. Kuda yang di gunakan dalam tarian ini bukanlah kuda sungguhan, namun kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dibentuk dan dihias menyerupai kuda. Tarian ini sangat populer di masyarakat Jawa, khususnya Jawa tengah dan sekitarnya.

Selain Kuda Lumping, tarian ini juga sering di sebut "Jaran kepang" karena bentuk dari kuda yang di hiasi dengan rambut tiruan terbuat dari tali plastic dan di hias dengan cara di kepang. Selain menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur magis karena setiap pertunjukannya ada beberapa penari yang kesurupan dan beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini. Selain itu ada beberapa atraksi berbahaya yang di pertontonkan seperti memakan beling, menyayat diri, berjalan di atas pecahan kaca dan beberapa atraksi berbahaya lainnya. Tarian ini merupakan pengembangan dari kesenian "Jatilan". Walaupun masih terdapat beberapa unsur seperti kesurupan dan atraksi berbahaya, namun pada Kuda Lumping ini lebih mengutamakan gerakan tari yang menggambarkan jiwa kepahlawanan para prajurit berkuda dalam peperangan.


Gambar : Adegan Kuda Lumping di Medan Perang
Dalam pertunjukannya, Penari Kuda Lumping biasanya terbagi menjadi 3 bagian. Pada bagian pertama biasanya dilakukan oleh beberapa penari wanita, dengan menunggangi kuda mereka menari dengan gerakan yang lembut dan dinamis. Kemudian pada bagian kedua, biasanya dimainkan oleh beberapa penari pria. Pada bagian ini para penari menari dengan gerakan yang menggambarkan keberanian para prajurit penunggang kuda di medan pertempuran. Dan yang terakhir adalah bagian yang dimainkan oleh beberapa pria yang menunggangi kuda. Sambil memainkan pecut, mereka menari mengikuti iringan musik. Pada bagian ini beberapa penari mengalami kesurupan dan dengan keadaan tidak sadar mereka melakukan beberapa atraksi berbahaya seperti memakan beling, menyayat diri, berjalan di atas pecahan kaca dan beberapa atraksi berbahaya lainnya. Dalam menyuguhkan pertunjukan Kuda Lumping ini setiap grup atau daerah memiliki kreasi tersendiri dalam menampilkannya, namun tetap tidak meninggalkan keaslian dalam kesenian tersebut.

Dalam pertunjukan Kuda Lumping ini biasanya dikawal oleh beberapa pawang atau dukun untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak di inginkan. Sebelum pertunjukan dimulai biasanya ada beberapa ritual yang dilakukan oleh para dukun yaitu memberikan sesaji dan membacakan doa agar di jauhkan dari mara bahaya. Selain melakukan ritual, dukun juga ditugaskan untuk mengawal para penari yang kesurupan saat melakukan atraksi agar tidak terjadi hal – hal yang tidak di inginkan dan menyembuhkan para penari dari keadaan kesurupan.

Gambar : Penari Kuda Lumping Wanita
Kostum yang di gunakan dalam pertunjukan Kuda Lumping biasanya adalah pakaian para prajurit dengan menggunakan baju lengan panjang atau pendek, namun ada juga yang menggunakan rompi, bahkan tidak memakai baju. Pada bagian bawah menggunakan celana pendek sampai bawah lutut dan di hiasi dengan beberapa hiasan warna – warni dan kain bermotif batik. Untuk bagian kepala biasanya menggunakan mahkota atau blangkon. Aksesoris yang di gunakan adalah gelang tangan, gelang kaki, ikat pinggang, keris dan penutup dada.

Property yang di gunakan dalam pertunjukan Kuda Lumping ini adalah kuda kepang, namun setiap bagian penari berbeda - beda. Untuk penari wanita pada bagian pertama biasanya menggunakan selendang sebagai propertinya. Karena yang di utamakan pada bagian ini adalah tarian para penarinya. Namun ada juga yang menggunakan property seperti pedang. Untuk penari pria pada bagian kedua biasanya di menggunakan property seperti pedang. Karena pada bagian ini menggambarkan para prajurit berkuda di medan perang. Untuk bagian ketiga biasanya menggunakan property pecut. Pada bagian ini para penari menari menunggangi kuda dengan memainkan pecut seirama dengan musik pengiring sehingga menimbulkan suara yang khas. Dalam pertunjukan Kuda Lumping biasanya di iringi dengan beberapa instrument musik gamelan seperti kendang, bende, gong, kenong, demung, kecek dan lain – lain.


Gambar : Penari Kuda Lumping Pria
Dalam perkembangannya, kesenian Kuda Lumping ini tidak hanya terkenal di Jawa saja, namun juga terkenal di seluruh Indonesia. Tarian ini sering diadakan di berbagai acara seperti penyambutan tamu terhormat dan festival budaya di beberapa daerah di pulau Jawa terutama di Jawa tengah. Seiring dengan perkembangan jaman, semakin banyak pula kreasi yang di tambahkan oleh para seniman Kuda Lumping pada setiap pertunjukannya. Hal ini di lakukan dalam rangka melestarikan dan membuat pertunjukan lebih menarik, namun tetap tidak meninggalkan ciri khas dari kesenian tersebut.

Ren H said:
Ane bantu tambahin mulus opa. :army:



Sebenernya kesenian yang rada horor gini di Indonesia, masih banyak kayak, debus, reog, dll.
Cuma sayangnya skarang ini, kesenian gini udah jarang untuk ditampilkan selain karna ada adegan berbahaya, faktor pertentangan sosial juga kadang jadi pertimbangan untuk para pewaris ksenian macam gini.

Makanya tiap kali aktraksi para pemainnya, pasti bilang: "Satu guru satu ilmu jangan saling menggangu." :o
Nih buat yang baper videonya via yusup.
 
Terakhir diubah oleh moderator:
+1 Opa....Keris, yg sdh diakui UNESCO sebagai warisan dunia..
 
Terima kasih suhu upadukun atas sharenya. :ampun:
Memang tidak salah trit ini disticky suhu Ren , selain menambah wawasan member lain jg bs berinteraksi utk request. semoga trit ini bs jadi, referensi..

ane kirim ijo2 maf kalo ga sberapa. :ampun:
 
Untuk om Ujang, Mari kita simak tentang keris :ampun:

:beer: :baca:



[size=+2] Penjelasan Keris [/size]


Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.

Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.

Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh Majapahit, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan (Mindanao). Keris Mindanao dikenal sebagai kalis. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.

Keris Indonesia telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia sejak 2005.



[size=+2] Seni Pada Keris [/size]

Seni Pada keris salah satunya terletak pada "Pamor"-nya

PAMOR

1. SENI DAMAST


MURBOCH SMITH dalam karangannya PERSIAN ART mengira bahwa seni membuat senjat dari besi dicampur nekel, yang dinamakan seni Damast, berasal dari negara Persia, terutama dari kota-kota Ispahan, Kasveen dan Shiraz. Setelah besi baja dan nekel ditempa menjadi satu, kemudian diproses dengan ZAG, suatu cairan Arsenik-dioksida dan zat asam. Besi dan baja karena proses kimia itu menjadi hitam, sedang nekelnya tetap putih, sehingga nampak sebagai garis putih beraneka bentuk pada mata pedang yang menyebabkan senjata itu nampak estetis lebih menarik dan bernilai.
Senjata Damast yang kebanyakan berupa pedang itu, baru dikenal orang Eropa pada awal abad XVIII ketika barang-barang itu dihadiahkan oleh raja Persia kepada czar Rusia. Seni Damast tadi dari Persia melalui India diimpor ke Indonesia, maka di duga bahwa orang Indonesia bisa membuat keris berpamor, baru sesudah kedatangan orang Hindu.
Akan tetapi ketika orang Hindu pada awal abad 1 mengadakan migrasi besar-besaran ke pulau Jawa, orang pribumi di pulau Jawa ternyata sudah mempunyai peradaban yang cukup tinggi, antara lain mereka sudah bisa membuat senjata dari bahan besi. Kalau dugaan ini betul, maka keris yang tidak berpamor yang dinamakan keris PENGAWAK WAJA itu umurnya lebih tua daripada keris yang berpamor. Juga belum dapat ditentukan bahwa nekel yang dipakai untuk senjat Damast tadi, asalnya dari PAMOR seperti halnya pada keris.

2. PAMOR BAHAN PEMBUATAN KERIS.

Bahan keris yang sangat penting ialah Pamor. Pamor adalah benda yang berasal dari angkasa, yang jatuh di bumi jagad ini. Benda semacam itu ada 3 jenis, yaitu:
a. Meteorit yang mengandung besi dan nekel.
b. Siderit yang mengandung hanya besi saja.
c. Aerolit yang berupa batu, tetapi sangat keras, yang juga disebut Batu Pamor (Watu Pamor).

Ketiga-tiganya bisa digunakan untuk bahan pembuatan keris. Hanya apabila sudah menjadi keris, bisa dibeda-bedakan karena warnanya berbeda-beda. Pamor Meteorit pada bilah keris warnanya putih atau putih keabu-abuan. Pamor siderit pada bilah keris warnanya hitam, dinamakan Pamor Ireng atau Pamor Sanak. Pamor Aerolit pada bilah keris warnanya kuning keabu-abuan dan bercampur menjadi satu dengan besi, sehingga hampir tidak bisa dibeda-bedkan dengan besinya. Pamor ini juga disebut Pamor Jalada. J.E. Jasper & Mas Pringadie dalam buku "De Inlandsche Kunstnijverheid in Ned Indie", 1930, mengatakan bahwa kebanyakan keris yang terdapat di Indonesia memakai pamor Luwu, yang kadar nekelnya sedikit sekali. Pamor ini asalnya dari Kabupaten Luwu daerah pegunungan Torongku dan Ussu di Sulawesi Utara Pamor ini sejak jaman baheula diperdagangkan oleh nelayan suku Bugis ke Philipina Selatan, Malaka, Sumatera, Kalimantan, jawa, Madura, Bali, Lombok dan seluruh pelosok Nusantara. Maka dari sebab itu pamor tadi juga dinamakan Pamor Bugis.

3. PAMOR PRAMBANAN

Adapun pamor yang kadar nekelnya agak banyak, ialah dinamakan Pamor Prambanan. Meteorit yang beratnya kurang lebih 40.000 kg ini pernah jatuh dari angkasa ke bumi jagad ini ketika tahun 1784 pada jaman Susuhunan Paku Buwana III bertahta di Surakarta, di Daerah Prambanan. Jatuhnya Meteorit yang luar biasa itu menimbulkan suatu kawah yang dalamnya kurang lebih 10 meter dan lebar 15 meter, dan menyebabkan kebakaran dan kerusakan pada desa-desa sekitarnya. Ketika meteorit tersebut diangkut ke Kraton Surakarta, disambut dengan upacara besar-besaran yang dipimpin oleh Adipati Jayaningrat. Apabila Kraton atau para pembesar hendak membuat keris atau tombak, diambilnya pamor itu sedikit. Akan tetapi setiap kali Raja membuat keris, para abdi dalem empu keris "Ngalap Berkah" mohon diberi pamor juga. Pamor tersebut sampai sekarang masih disimpan baik-baik di dalam Kraton Surakarta dan di beri nama Kyai Pamor. Sepotong kecil dari Pamor tersebut pernah dikirim oleh Residen Yogyakarta J.R. Couperus ke Laboratorium di Bogor untuk diselidiki secara ilmiah dan analisanya menunjukkan bahwa Pamor Prambanan itu mengandung 94, 50% besi murni, 5,00% nekel dan 0,50% zat Fosfor. Ketika tanggal 30 Mei 1982 tamu agung dari Negeri Belanda Putri Yuliana dan Pangeran Bernhard berkunjung di Kraton Surakarta, mereka juga meminjam pamor Prambanan tersebut dan diberi penjelasan seperlunya. Pamor Prambanan itu mulai digunakan untuk pembuatan keris dan tombak baru pada jaman Susuhunan Paku Buwana IV. Paku Buwana III belum sempat menggunakan Pamor Prambanan tadi karena pada tahun 1788 sudah tutup usia. Maka keris atau tombak yang bilahnya Paku Buwana IV sampai Paku Buwana X. Sesudah itu tidak dibuat keris lagi. Maka apabila ada orang mengatakan bahwa ada keris Majapahit/Mataram memakai pamor Prambanan pada bilahnya, hal itu kurang betul adanya. Pamor Prambanan pada bilah keris warnanya putih bersih dan terasa kasap bila diraba.

4. UDAWADANA

Yang dinamakan Udawadana ialah keadaan, menetapnya, terbentuknya dan sifatnya pamor pada bilah keris. Pamor keris apabila sudah menetap pada bilah keris, dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu:
a. Pamor Jwalana ialah pamor yang terjadi terbentuk dengan sendirinya karena suhu panas api ketika ditempa. Jadi secara alamiah, seperti antara lain: Pamor Jalada, Pamor Hurab-hurab, Pamor Ngulit Semangka, Pamor Mega Mendhung, dan lain-lain.
b. Pamor Anukarta ialah pamor yang sengaja dibuat, dibentuk dan diatur oleh Sang Empu yang membuat keris, seperti antara lain: Pamor Ron Kendhuru, Pamor Blarak Ngirit, Pamor Sekar Lampes, Pamor Kenanga Ginubah, Pamor Wiji Timun, Pamor Udan Mas, Pamor Beras Wutah, Pamor Untu Walang, dan lain-lain.
Pamor apabila sudah menetap pada bilah keris, bisa mempunyai sifat
netep-nandhes-ngambang-ngawat-ngrambut-mlumah,
-miring-nungkak-mubyar-kelem-keras-sap-sapan.
Pamor titipan ialah pamor yang warnanya sangat putih, bersih seperti perak, lebih putih dan lebih bersih daripada pamor sekitarnya, pamor ini tergolong pamor yang berkualitas tinggi dan langka adanya. Keris yang pda bilahnya terdapat pamor titipan, tergolong keris kualitas tinggi. Pamor titipan ini tidak bisa dibuat oleh sang empu dengan sengaja. Nampaknya Pamor titipan pada bilah keris secara alamiah, secara gaib. Jadi empu keris tidak bisa membuat pamor titipan. Penampilan pamor titipan pada bilah keris bisa menambah sifat keris menjadi wingit, singer, angker, berwibawa dan menambah "guwaya" pada keris. Bilah keris kelihatan lebih bercahaya, lebih berseri-seri dan lebih menarik. Kecuali menambah "guwaya", pamor titipan pun juga menambah kekuatan gaib (magic power) pada keris. Maka makin banyak pamor titipan pada bilah keris, akan makin baik. Yang dinamakan Pamor titipan Munggul ialah pamor yang bentuknya membisul seperti jerawat sebesar kepala jarum, warnanya putih bersih dan juga sangat langka adanya. Pamor ini juga tergolong pamor yang berkualitas tinggi. Dari jumlah seribu keris, belum tentu terdapat satu keris yang memakai pamor munggul. Menurut kepercayaan orang. Pamor Munggul ini bisa menambah keris lebih ampuh dan berwibawa, maka sangat banyak dicari orang. Pamor Munggul ini juga tidak dibuat degnan sengaja oleh sang empu. Nampaknya pamor munggul pada bilah keris juga secara gaib.Yang dinamakan Pamor Jenar (=kuning), ialah pamor yang warnanya kuning keemas-emasan, juga sangat langka adanya. Pamor ini menetapnya pada bilah keris seperti binti-bintik diujung keris atau di Sor-soran yaitu bagian bilah di bawah *****. Pamor Jenar asalnya dari meteorit yang mengandung cupronekel, pamor jenar bukanlah Wesi Kuning seperti orang mengira. Yang dinamakan Wesi Kuning adalah campuran 7 logam, yaitu: besi-emas-perak-tembaga-nekel-perunggu dan timah. Sekarang kiranya sudah tidak ada empu lagi yang bisa membuat Wesi Kuning. Cara dan mantranya untuk membuatnya sudah dibawa masuk ke liang kubur oleh sang empu. Kalau ada keris yang memakai Wesi Kuning, biasanya sebagai tumbal untuk menangkis bahaya. Wesi Kuning pada bilah keris kebanyakan berupa bintik-bintik kecil sebesar kepala jarum atau potongan rambut, diselipkan pada ujung keris atau pada Sor-soran. Pada cerita Damarwulan dituturkan, bahwa Menakjingga, raja Blambangan mempunyai pusaka pedang yang dibuat dari bahan Wesi Kuning. Kiranya tidaklah mungkin bahwa pedang tadi seluruhnya dibuat dari Wesi Kuning, melainkan merupakan pedang biasa dari besi yang diselipkan Wesi Kuning sedikit. Menurut kepercayaan orang, Wesi Kuning mempunyai khasiat bisa menyebabkan kekebalan terhaap segala jenis senjata. Konon seorang Insinyur bangsa Jerman pernah mencoba membuat Wesi Kuning secara ilmiah, akan tetapi tanpa hasil karena ketujuh logam tadi tidak bisa bercampur, dan berkumpul menjadi satu benda. Wesi Kuning yang asli warnanya tidak seperti emas, tidak seperti kuningan dan berbau harum.

5. PAMOR WIRASAT DAN KHASIATNYA

Pamor Wirasat ialah pamor yang mempunyai bentuk dan nama beraneka macam dan juga berkhasiat, seperti antara lain: Pamor Kulbuntet yang berkhasiat apabila tertimpa bahaya yang sekonyong-konyong/mendadak bisa menangkis peluru. Pamor ini biasanya terdapat pada Sor-soran di bawah *****. Kebanyakan pamor Kulbuntet ini juga terdapat pada Luwuk, yaitu senjat pedang asal dari Sulawesi. Dikatakan orang bahwa senjat Luwuk itu kecuali bisa emnangkis peluru, juga sangat ampuh. Pamor Batulapak mempunyai khasiat dalam keadaan bahaya si pemakai bisa tidak terlihat oleh orang lain (invisible). Pamor Udan Mas mempunyai khasiat bisa mendatangkan kekayaan, terutama apabila didampingi uang kepingan emas. Pamor Putri Kinurung bertempat di Gandhik. Kalau bolak balik lebih baik. Khasiatnya dalam peperangan si pemakai dapat terhindar dari bahaya. Pamor Ujung Gunung bertempat di Bongkot, di bawah *****, kalau bolak-balik juga lebih baik. Khasiatnya bisa mengangkis bahaya. Pamor Tumpuk bertempat di Bongkot. Adapun khasiatnya adalah sangat baik untuk berdagang, bisa mendatangkan untung. Pamor Panguripan berkhasiat untuk berdagang, bisa mendatangkan untung. Pamor Andon Lulut berkhasiat si pemakai kuat dalam bersanggama dan bisa beristeri banyak. Pamor Sang Hyang Lumuriku berkhasiat untuk berdagang, bisa mendatangkan untung. Pamor Wirasat, yagn tercatat jumlahnya semua ada 96 jenis.
Di samping pamor ayng berkhasiat baik, tentu juga ada bentuk pamor yang mempunyai pengaruh tidak baik bahkan bisa berbahaya, seperti antara lain:
Pamor Buntel Mayit berkhasiat (mempunyai watak) selalu hendak membunuh orang.
Pamor Kudhung Mayit berwatak hendak membunuh si pemakai sendiri (senjata makan tuah).
Pamor Pegat Waja mempunyai watak si pemakai selalu dalam kesukaran, selalau cekcok dalam keluarga.
Pamor Nyahak berwatak suka membuat perkara, keadaan rumah tangga selalu heboh, tidak tenteram, tidak rukun dengan tetangga.
Pamor Pedhot mempunyai watak si pemakai selalu gagal dalam cita-citanya.

Adapun pamor yang berwatak buruk itu tidak sengaja dibuat oleh sang empu, melainkan merupakan suatu kegagalan, suatu mis-product, dan sebab sang empu ketika sedang menggarap keris, ia kurang konsentrasi, kurang sawiji. Maklumlah karena empu keris itu juga orang biasa, yang bisa lupa, bisa lengah. Situasi dan kondisi sang empu ketika membuat keris bisa mempunyai pengaruh psikis terhadap keris yang sedang dibuatnya. Maka seorang empu keris yang sedang menggarap pusaka, harus dalam keadaan suka – rena – lega – lila – sabar – sareh. Apabila ia sedang dalam keadaan miring (=marah) atau "sungkawa" (= sedih) sebaiknya jangan menggarap keris harus ditunda dulu. Sebaiknya keris yang memakai pamor buruk itu disimpan di museum atau di "labuh" dibuang ke sungai atau laut, jangan dipakai oleh orang.

6. ESOTERI PAMOR KERIS

Esoteri ialah segi yang rahasia, sedang lawannya adalah Eksoteri yaitu segi yang terang. Maka Esoteri Pamor Keris ialah segi yang rahasia dari pamor keris itu Pamor adalah benda gaib terjatuh dari angkasa ke jagad bumi ini. Dalam perjalanannya dari angkasa ke bumi bergeseran dengan Atsir (aether) yang menambah kuatnya gataran-getaran kosmis tadi. Seorang empu keris yang membuat pusaka, dianggap melaksanakan perkawinan antara Bapa Angkasa dan Ibu Pratala. Pamor yang asalnya dari angasa dicampur, dijadikan satu, dikawinkan dengan besi yang asalnya dari bumi. Maka dari itu, pembuatan keris dianggapnya suatu perbuatan mistik sakral, yang harus dikerjakan dengan segala ketekunan dan pengabdian. Sebelum sang empu mengawali pekerjaannya, ia bersuci lahir bathin terlebih dahulu dengan mandi keramas kemudian menjalankan "mutih", yaitu selama beberapa hari hanya makan nasi putih tanpa lauk-pauk dan minum air putih atau "ngebleng", yaitu selama beberapa hari tidak amkan tidak minum tidak tidur dan tidak berbicara dalam kamar tertutup. Selama menjalankan Tapabrata, sang empu tadi bersemadi dan bermeditasi mohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk diberi kekuatan jasmaniah dan rohaniah, diberi petunjuk di dalam memilih besi, baja dan pamor yang baik, serta menentukan hari pasaran dan saat yang cocok dan harmonis. Secara tradisional pembuatan keris juga dilengkapi dengan sesaji bermacam-macam, seperti: Tumpeng Robyong – SEga Wuduk – Sega Punar – Sega Kabuli – Sega Golong – Jenang Abang – Jenang Baro-baro – Jajan Pasar – Gedhang Ayu – Suruh Ayu – Kembang Telon, Gula-klapa dan Menyan. Segala tindakan sang empu diawali dengan mengucap mantra-mantra, dengan maksud mengadakan komunikasi kosmis. Sang Empu yang sendang membuat keris, merasa bahwa ia bukanlah seorang seniman, melainkan hanya suatu alat dari tangan Tuhan Yang Mahakuasa utnuk membuat sesuatu yang bermanfaat. Maka nama si empu tidak pernah dicantumkan pada keris. Yang terpenting ialah hasil karyanya dan supra-natural, adalah berkat Allah SWT. Kebajikan yang Tuhan Mahakuasa limpahkan dan isikan kepada keris, setelah sang empu bersungguh-sungguh bersuci diri dan memohon kemurahan Allah SWT. Maka keris merupakan bersatunya yang gaib dengan yang fisik, manunggalnya yagn fisik dengan yang Meta-Fisik dan mengandung tanda-tanda kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa.

(Dikutip dari "Pamor Keris"., tulisan Mr. B.P.H. Sumodiningrat., Seri Penerbitan Proyek Javanologi No.9/th.ke 1., 1983)










1. Keris Mpu Gandring

Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.

Keris ini dibuat oleh Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.

Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Setelah keris selesai, Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris . Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan harus diambil.
Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat).
Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yaitu Tunggul Ametung, Ken Arok, Anusapati dan keturunan Ken Arok.




2. Keris Pusaka Setan Kober

Keris Pusaka Setan Kober dibuat oleh Mpu Supo Mandrangi , putra seorang empu di Tuban , Jawa Timur. Supo Mandrangi kemudian memeluk agama Islam dengan menjadi murid Sunan Ampel, dengan tetap membawa kemampuannya membuat keris. Banyak keris pusaka dibuat oleh Mpu Supo, diantaranya adalah Keris Pusaka Setan Kober, selain karya monumentalnya, Kanjeng Kyai Sengkelat dan Kanjeng Kyai Nogososro . Keris Pusaka Setan Kober , aslinya bernama 'Bronggot Setan Kober' , dibuat pada awal kerajaan Islam Demak Bintoro. Dan Keris tersebut kemudian dimiliki oleh Djafar Shodiq atau Sunan Kudus yang kemudian diberikan pada murid kesayangannya Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan

Keris ini dikenakan Arya Penangsang pada waktu ia perang tanding melawan Sutawijaya. Tapi tak diketahui sesungguhnya dapur / bentuknya seperti apa.

Suatu saat tombak Kyai Pleret yang dipakai Sutawijaya mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai.

Arya Penangsang dengan sigap, menyangkutkan buraian ususnya itu pada wrangka atau sarung-hulu keris yang terselip di pinggangnya, dan terus bertempur. Saat berikutnya , Sutawijaya terdesak hebat dan kesempatan itu digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera penuntaskan perang tanding tersebut, dengan mencabut keris dari dalam wrangka atau ngliga keris (menghunus), dan tanpa sadar bahwa wilah(an) atau mata keris Setan Kober langsung memotong ususnya yang disangkutkan di bagian wrangkanya. Ia tewas seketika.

Ki Juru Mertani ( penasehat Sutawijaya ) terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar anak laki-lakinya, kalau kelak menikah meniru Arya Penangsang, dan menggantikan buraian usus dengan rangkaian atau ronce bunga melati, dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini.




3. Keris Kyai Sengkelat

Tidak banyak cerita yang bisa dirunut atau dipercaya mengenai keris kyai Sengkelat ini. Yang banyak justru cerita mitosnya. Namun yang terkenal bukan kerisnya melainkan justru Empu pembuatnya yaitu Empu Supa.

Cerita keris kyai sengkelat berkisar di abad 15 pada jaman Majapahit diperintah Prabu Kertabumi atau Brawijaya-V.

Konon kyai sengkelat pernah dicuri oleh adipati Blambangan, namun berhasil dikembalikan lagi oleh Empu Supa tanpa melalui pertumpahan darah.



4. Keris Kyai Carubuk

Sama dengan keris sengkelat, tidak banyak rujukan tertulis yang bisa dicari, melainkan banyak sekali cerita mitosnya.

Sepanjang rujukan ini bisa dipercaya, keris carubuk seangkatan keris kyai sengkelat.




5. Keris Naga Sasra Sabuk Inten

Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka peninggalan Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur (bentuk) keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya.

Nama keris Nagasasra (tanpa menyebutkan dapur) menjadi terkenal karena menjadi topik dalam cerita silat karya S.H. Mintarja, diceritakan bahwa Mahesa Jenar, salah satu muridnya Syeh Siti Jennar, mantan perwira tinggi kerajaan Demak pada masa kerajaan Demak Bintoro mencari kedua benda pusaka tersebut yang konon bagi siapa yang mendapatkannya akan menjadi pewaris sah tahta kerajaan Demak.





6. Keris Kanjeng Kyai Condong Campur

Keris Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.

Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.

Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.

Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah.

Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus(komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.
 
Terima kasih suhu upadukun atas sharenya. :ampun:
Memang tidak salah trit ini disticky suhu Ren , selain menambah wawasan member lain jg bs berinteraksi utk request. semoga trit ini bs jadi, referensi..

ane kirim ijo2 maf kalo ga sberapa. :ampun:

Terimakasih om Gayus atas ijo-ijonya :ampun:

Mari kita jaga Seni, Tradisi dan Budaya Indonesia, agar tidak hilang oleh Seni dari Dunia Luar :beer:
 
Terima kasih Opa sudah menjelaskan tentang keris....
Benar2 warisan Adiluhung leluhur kita yg wajib kita lestarikan...
Ini ada sekedarnya :cendol: buat melemaskan jari yg pegel ngetik...:beer:
 
mantab super duper opa soal seni ini... ditambah lg yah opa biar kita lebih melek lagi tentang seni yg indonesia miliki sprti seni tari misal'a tuh..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd