bacaya
Suka Semprot
- Daftar
- 10 Jun 2022
- Post
- 22
- Like diterima
- 987
Hamidah (nama samaran) dan anaknya bernama Anwar (nama samaran) sudah tidak berkutik lagi ketika puluhan warga menggerebek rumahnya dan mempergoki ibu-anak ini berduaan di dalam kamar tanpa memakai baju.
Saat didatangi warga, ibu berusia 50 tahun ini dan anak laki-lakinya berusia 22 tahun tersebut berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.
Keduanya kemudian diminta memakai baju oleh warga dan dibawa ke balai desa setempat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Takut keduanya diamuk massa, akhirnya Hamidah dan Anwar dibawa ke kantor polisi untuk ditindak lebih lanjut.
Warga sebenarnya sudah cukup lama menaruh curiga dengan sikap Hamidah yang sudah setahun lebih berstatus janda. Hamidah menjanda setelah dicerai suami keduanya.
Perbuatan terlarang ini terbongkar berawal dari pengakuan tetangga yang melihat Hamidah bermesraan dengan anaknya di teras rumah.
Hamidah terlihat memeluk dan mencium anaknya secara berlebihan. Ditambah dengan kata-kata mesrah. Padahal anaknya sudah berumur dewasa, namun belum menikah.
Hal itu beberapa kali diketahui tetangganya, terutama saat di rumah itu sedang sepi, hanya ada Hamidah dan Anwar.
Diketahui Hamidah tinggal bersama 3 anaknya. Anak pertama, perempuan berusia 25 tahun yang juga belum menikah. Anak kedua, Anwar. Anak ketiga, perempuan berusia 16 tahun yang masih sekolah.
Gerak-gerik Hamidah dan anak keduanya ini pun kemudian menyebar menjadi perbincangan warga. Kecurigaan warga juga bertambah, karena rumah itu kadang terlihat tertutup rapat saat anak pertama dan ketiga Hamidah pergi.
Sehingga warga pun merencanakan penggerebekan. Saat itu anak pertama dan ketiga Hamidah keluar. Tinggal Hamidah dan Anwar di dalam. Rumah terlihat tertutup dan tirai tertutup rapat, padahal baru jam 7 malam.
Hamidah dan Anwar pun kaget saat tiba-tiba mendengar puluhan warga datang dan masuk ke kamarnya. Kebetulan pintu rumah dan kamar tidak dikunci. Hamidah memang jarang mengunci pintu rumah, sebelum anak-anaknya ada di rumah semua.
Kepada polisi, keduanya mengaku sudah berkali-kali melakukan hubungan badan selama setahun belakangan ini. Anwar kerap meminta jatah ke ibunya saat rumah sepi atau di malam hari saat saudaranya tertidur. Bahkan, kadang ibunya yang lebih dulu minta untuk berhubungan.
***
Awal Mula Cinta Terlarang
Sebagai laki-laki dewasa, Anwar sering melihat video porno di ponselnya. Hampir setiap hari, Anwar membuka situs porno kemudian melampiaskan nafsunya dengan beronani.
Sampailah pada suatu malam, Anwar di dalam kamar kembali melihat video porno di ponselnya sampai libidonya memuncak. Tapi kali ini ia kepikiran melampiaskan ke ibunya karena film porno yang ia tonton berkisah tentang hubungan terlarang ibu dan anak.
Saat itu pukul 11 malam. Kakak dan adiknya sudah tertidur di kamar masing-masing. Sementara ibunya juga tidur di kamarnya.
Hamidah sendiri sebagai wanita setengah baya sebenarnya memiliki wajah biasa-biasa saja dengan kulit sawo matang. Badannya sedikit gemuk dan memiliki payudara yang cukup besar.
Anwar yang pikirannya sudah diselimuti nafsu, memberanikan diri masuk ke kamar ibunya. Hamidah terlihat tidur memakai daster. Bagian bawahnya tersingkap hingga terlihat celana dalam berwarna biru. Tanpa memakai BH, sehingga menonjol puting susunya.
Hal ini membuat Anwar makin bernafsu dengan ibunya. Ia pelan-pelan memegang paha Hamidah supaya tidak terbangun. Ia elus-elus hingga tangannya naik mendekati selangkangan ibunya.
Tangan Anwar berpindah ke puting ibunya yang menonjol di balik daster tipis tersebut. Namun Hamidah mulai bergerak namun masih tertidur. Anwar berhenti sejenak.
Melihat ibunya masih tertidur, tangannya kini berpindah ke selangkangan Hamidah yang tertutup CD. Namun tanpa sadar, tangan Anwar memegang gundukan ibunya begitu keras hingga ibunya terbangun.
Hamidah pun sontak kaget. “Anwar, apa yang kamu lakukan nak? tanyanya dengan nada setengah tinggi.
Anwar hanya diam saja dan tangannya tak beranjak dari vagina ibunya. Nafsu yang menyelimuti kepalanya seakan tak mendengar ibunya. Justru tangan kirinya kini meraih payudara ibunya.
Anwar mencengkram dengan keras payudara ibunya. “Jangan nak,” teriak Hamidah.
Hamidah berusaha menyingkirkan tangan anaknya dari payudara dan vaginanya. Namun tangan anaknya begitu kuat.
Hamidah tak berani berteriak lebih kencang. Takut anak-anaknya bangun dan mengetahui aksi Anwar dan malah bikin malu Hamidah.
“Kenapa kamu lakukan ke ibu nak? tanya Hamidah lagi sambil tetap berusaha menyingkirkan tangan anaknya.
“Aku kepingin bu,” akhirnya Anwar menjawab. Bahkan tangan kanannya kini berusaha masuk ke balik CD ibunya. Ia menjamahnya penuh nafsu.
“Jangan nak,” Hamidah tetap berusaha menolak dan masih memegangi tangan anaknya. Namun tak bisa menghalangi tangan nakal anaknya yang sudah menjamah vaginya.
“Jangan nak,” kata Hamidah mengulang, namun suaranya sudah terdengar pasrah.
Kini tangan kiri Anwar menyelinap di balik daster ibunya dan memegang payudara besar ibunya.
Hamidah tak bisa menahan tangan anaknya. Tubuhnya sudah dijamah oleh anaknya sendiri.
(Bersambung)
Saat didatangi warga, ibu berusia 50 tahun ini dan anak laki-lakinya berusia 22 tahun tersebut berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.
Keduanya kemudian diminta memakai baju oleh warga dan dibawa ke balai desa setempat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Takut keduanya diamuk massa, akhirnya Hamidah dan Anwar dibawa ke kantor polisi untuk ditindak lebih lanjut.
Warga sebenarnya sudah cukup lama menaruh curiga dengan sikap Hamidah yang sudah setahun lebih berstatus janda. Hamidah menjanda setelah dicerai suami keduanya.
Perbuatan terlarang ini terbongkar berawal dari pengakuan tetangga yang melihat Hamidah bermesraan dengan anaknya di teras rumah.
Hamidah terlihat memeluk dan mencium anaknya secara berlebihan. Ditambah dengan kata-kata mesrah. Padahal anaknya sudah berumur dewasa, namun belum menikah.
Hal itu beberapa kali diketahui tetangganya, terutama saat di rumah itu sedang sepi, hanya ada Hamidah dan Anwar.
Diketahui Hamidah tinggal bersama 3 anaknya. Anak pertama, perempuan berusia 25 tahun yang juga belum menikah. Anak kedua, Anwar. Anak ketiga, perempuan berusia 16 tahun yang masih sekolah.
Gerak-gerik Hamidah dan anak keduanya ini pun kemudian menyebar menjadi perbincangan warga. Kecurigaan warga juga bertambah, karena rumah itu kadang terlihat tertutup rapat saat anak pertama dan ketiga Hamidah pergi.
Sehingga warga pun merencanakan penggerebekan. Saat itu anak pertama dan ketiga Hamidah keluar. Tinggal Hamidah dan Anwar di dalam. Rumah terlihat tertutup dan tirai tertutup rapat, padahal baru jam 7 malam.
Hamidah dan Anwar pun kaget saat tiba-tiba mendengar puluhan warga datang dan masuk ke kamarnya. Kebetulan pintu rumah dan kamar tidak dikunci. Hamidah memang jarang mengunci pintu rumah, sebelum anak-anaknya ada di rumah semua.
Kepada polisi, keduanya mengaku sudah berkali-kali melakukan hubungan badan selama setahun belakangan ini. Anwar kerap meminta jatah ke ibunya saat rumah sepi atau di malam hari saat saudaranya tertidur. Bahkan, kadang ibunya yang lebih dulu minta untuk berhubungan.
***
Awal Mula Cinta Terlarang
Sebagai laki-laki dewasa, Anwar sering melihat video porno di ponselnya. Hampir setiap hari, Anwar membuka situs porno kemudian melampiaskan nafsunya dengan beronani.
Sampailah pada suatu malam, Anwar di dalam kamar kembali melihat video porno di ponselnya sampai libidonya memuncak. Tapi kali ini ia kepikiran melampiaskan ke ibunya karena film porno yang ia tonton berkisah tentang hubungan terlarang ibu dan anak.
Saat itu pukul 11 malam. Kakak dan adiknya sudah tertidur di kamar masing-masing. Sementara ibunya juga tidur di kamarnya.
Hamidah sendiri sebagai wanita setengah baya sebenarnya memiliki wajah biasa-biasa saja dengan kulit sawo matang. Badannya sedikit gemuk dan memiliki payudara yang cukup besar.
Anwar yang pikirannya sudah diselimuti nafsu, memberanikan diri masuk ke kamar ibunya. Hamidah terlihat tidur memakai daster. Bagian bawahnya tersingkap hingga terlihat celana dalam berwarna biru. Tanpa memakai BH, sehingga menonjol puting susunya.
Hal ini membuat Anwar makin bernafsu dengan ibunya. Ia pelan-pelan memegang paha Hamidah supaya tidak terbangun. Ia elus-elus hingga tangannya naik mendekati selangkangan ibunya.
Tangan Anwar berpindah ke puting ibunya yang menonjol di balik daster tipis tersebut. Namun Hamidah mulai bergerak namun masih tertidur. Anwar berhenti sejenak.
Melihat ibunya masih tertidur, tangannya kini berpindah ke selangkangan Hamidah yang tertutup CD. Namun tanpa sadar, tangan Anwar memegang gundukan ibunya begitu keras hingga ibunya terbangun.
Hamidah pun sontak kaget. “Anwar, apa yang kamu lakukan nak? tanyanya dengan nada setengah tinggi.
Anwar hanya diam saja dan tangannya tak beranjak dari vagina ibunya. Nafsu yang menyelimuti kepalanya seakan tak mendengar ibunya. Justru tangan kirinya kini meraih payudara ibunya.
Anwar mencengkram dengan keras payudara ibunya. “Jangan nak,” teriak Hamidah.
Hamidah berusaha menyingkirkan tangan anaknya dari payudara dan vaginanya. Namun tangan anaknya begitu kuat.
Hamidah tak berani berteriak lebih kencang. Takut anak-anaknya bangun dan mengetahui aksi Anwar dan malah bikin malu Hamidah.
“Kenapa kamu lakukan ke ibu nak? tanya Hamidah lagi sambil tetap berusaha menyingkirkan tangan anaknya.
“Aku kepingin bu,” akhirnya Anwar menjawab. Bahkan tangan kanannya kini berusaha masuk ke balik CD ibunya. Ia menjamahnya penuh nafsu.
“Jangan nak,” Hamidah tetap berusaha menolak dan masih memegangi tangan anaknya. Namun tak bisa menghalangi tangan nakal anaknya yang sudah menjamah vaginya.
“Jangan nak,” kata Hamidah mengulang, namun suaranya sudah terdengar pasrah.
Kini tangan kiri Anwar menyelinap di balik daster ibunya dan memegang payudara besar ibunya.
Hamidah tak bisa menahan tangan anaknya. Tubuhnya sudah dijamah oleh anaknya sendiri.
(Bersambung)
Terakhir diubah: