dhsemprot
Semprot Baru
- Daftar
- 6 May 2014
- Post
- 43
- Like diterima
- 1.225
Bagian I. Dendam Anak Hilang
Sebagaimana diceritakan dalam Episode Wiro Sableng yang berjudul Pangeran Matahari Dari Puncak Merapi.
Pangeran Anom.
Seorang Putra Raja Dari Mojokerto yang ketika itu tengah ikut berburu bersama Tumenggung Gali Murto dan beberapa kerabat kerajaan lainnya. Saat sampai di kaki gunung merapi, tiba-tiba saja Gunung Paling aktif di Dunia itu meletus dengan dasyatnya.
Pengeran Anom yang kala itu masih berumur 12 tahun terpisah dari rombongan. Tubuhnya terlempar ke atas sebuah pohon besar di kaki gunung Merapi. Masih untung ia selamat.
Keesokan harinya ketika suasana sudah sedikit aman. Ia diselamatkan oleh seorang kakek sakti dari Dunia Persilatan yang terkenal dengan julukan Simuka Bangkai atau Simuka Mayat.
Perlu diketahui Simuka Bangkai ini adalah salah satu dedengkot golongan hitam yang sangat disegani. Ilmu kesaktiannya sangat tinggil, perilakunya sangat begis dan kejam.
Melihat sipat Pengeran Anom yang tak jauh beda dengan dirinya, iapun merasa cocok, lalu mengambilnya untuk dijadikan murid. Selanjutnya Pengeran Anom dibawa sikakek ke tempat kediamannya di puncak Gunung Merapi. Disanalah ia digamleng menjadi seorang Pendekar Sakti Mendraguna.
Sepuluh tahun kemudian setelah Pengeran Anom berumur 22 tahun. Ia dilepaskan turun gunung dengan julukan Pangeran Matahari. Saat itu ia telah tumbuh menjadi sorang pemuda Gagah Perkasa. Sakti Mendraguna. Sang guru memberikan pakain khusus yang menjadi ciri khasnya. Berikat kepala merah, berbaju hitam dengan lukisan Matahari dan Gunung Merapi tepat di dadanya.
Pangeran Matahari
Pangeran Matahari menetapkan tujuan pertama dalam perjalannya. Untuk Membalas dendam kepada para kerabatnya di Kraton. Rasa dendam karana merasa ditinggalkan saat merapi meletus 10 tahun silam membuatnya bertekat untuk mencari dan menghabis para pembesar istana.
Dalam perjalanannya itu. Pengeran Matahari Pangeran Matahari secara tak sengaja bertemu dengan ibunya Raden Siti Hinggil dan kakaknya Raden Putri Ayu Puji Lestari Ambarwati yang ketika itu tengah dirampok oleh segerombolan Warok tak jauh dari kaki Gunung Merapi.
Perlu diketahui Siti Hanggil adalah Permaisuri Sri Baginda Raja, Raden Putri Ayu Puji Lestari Ambarwati adalah putri Baginda darinya.
Pangeran Matahari pun menyelamatkan mereka dari kawanan tampok tersebut. menatap sang ibu, Ia begitu terpesona melihatnya. Sungguh tak dikira setalah berpisah selama 10 tahun ibunya tak banyak berubah. Masih cantik mempesona seperti dulu. Kulitnya putih bersih hanya sedikit tampak lebih keibuan.
Pangeran Matahari sengaja tak mengenalkan jati dirinya ketika itu. oleh Raden Putri Ayu Puji Lestari Ambarwati ia dikasih hadiah berupa bintang kerajaan sebagai ucapan terima kasih karena telah menyalamatkan mereka dari kawanan rampok tersebut.
Raden Siti Hanggil
Beberapa hari kemudian Pangeran Matahari mulai membalaskan dendamnya. Ia menyelinap masuk ke dalam keraton membunuh Tumenggung Gali Murto puluhan Prajurit Penjaga ikut jadi korbannya.
Ada dua hal mendorongnya masuk ke Keraton. Membalaskan dendam kesumatnya juga mencari ingin bertemu dengan sang ibu. Sejak pertemuan tempo hari ia merasa begitu merindukannya.
Puncaknya hari itu ia menerobos masuk kedalam Istana. Prajurit penjaga memergokinya tak jauh dari kamar Siti Hanggil berada. Terjadilah pertempuran hebat. Pangeran Matahari mengamuk dengan membunuh sekian banyak Prajurit yang mengeroyoknya. Bahkan beberapa pembesar istana juga ikut menjadi korban.
Melihat kerusuhan itu, Panglima besar Kerajaan Raden Mas Jayengrono yang ketika itu tengah kurang sehat terpaksa turun tangan.
“Semua prajurit mundur!”ucapnya.
Serentak semua penyerbu melompat mundur hingga kini pemuda berikat kepala merah berbaju hitam dengan gambar matahari dan gunung di dadanya tinggal sendirian.
“Kau Dajal yang bernama Pangeran Matahari?”, Bantak Panglima besar.
Pengeran Matahari keluarkan suara tawa bergelak. “aku bukan Dajal, tapi Malaikai Maut yang akan mengambil nyawa manusia-manusia tak berbudi seperti kalian, Akulah Pangeran Matahari!.” Ucapnya lantang
Keduanya lalu terlibat dalam pertempuran dasyat. Pangeran Matahari Keluarkan suara Bentakan dasyat. Tangan kanannya diangkat tinggi-tinggi keatas. Jari membentuk tinju Lengan ditarik perlahan untuk kemudian dihantamkan kedepan dengan deras sementara jari yang membentuk tinjuk serentak dilepaskan. Inilah yang disebut pukulan Merapi Meletus.
Ledakan dasyat disertai guncangan keras dan hantaman angin panas melanda tubuh Raden Jayengrono. Tubuhnya tampak berguncang hebat namun hanya sesaat. Di sekitarannya belasan prajurit bergelimpangan ruangan besar itu tampak amruk hangus!.
Setelah menguasai diri. Jayengrono balas menyerang dengan tangan kiri. Terdegar seperti ratusan suara seluring ditiup berbarengan. Lalu angin topan prahara menggempur kearah Pengeran Matahari. Tubuh Pangeran Matahari merasa dipanggang dan terseret. Maka ia pun berteriak keras melompat ke udara. Dari atas ia menghantamkan tangannya ke bawah kearah Jayengrono. Tiga sinar menggerikan berkiblat disertai hawa panas memanggang seruluh ruangan. Inilah pulkulan sakti bernama Gerhana Matahari yang megeluarkan sinar kuning, hitam dan merah!.
Jayengrono angkat tanganya kedepan dan mendorong sambil kerahkan seluruh tenaga dalam mengkis serangan. Terjadilah hal hebat Tubuh Panglima Besar itu seperti dibungkus dan dipanggang tiga sinar panas. Namun daya pertahanan orang ini tak cukup kuat. Tubuhnya mulai mengeluarkan asap. Dari Sela bibirnya keluar cairan darah merah!.
Panglima!
Patih Haryo Unggul dan Raden Kortopati kepala belantara kerajaan memburu berusaha membantu.
Melihat lawan sudah tak berdaya maka Pangeran Matahari kembali melepaskan pukulan Gerhana Matahari kearah ketiga tokoh kerajaan tersebut.
Bersambung ke Bagian II.
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Sebagaimana diceritakan dalam Episode Wiro Sableng yang berjudul Pangeran Matahari Dari Puncak Merapi.
Pangeran Anom.
Seorang Putra Raja Dari Mojokerto yang ketika itu tengah ikut berburu bersama Tumenggung Gali Murto dan beberapa kerabat kerajaan lainnya. Saat sampai di kaki gunung merapi, tiba-tiba saja Gunung Paling aktif di Dunia itu meletus dengan dasyatnya.
Pengeran Anom yang kala itu masih berumur 12 tahun terpisah dari rombongan. Tubuhnya terlempar ke atas sebuah pohon besar di kaki gunung Merapi. Masih untung ia selamat.
Keesokan harinya ketika suasana sudah sedikit aman. Ia diselamatkan oleh seorang kakek sakti dari Dunia Persilatan yang terkenal dengan julukan Simuka Bangkai atau Simuka Mayat.
Perlu diketahui Simuka Bangkai ini adalah salah satu dedengkot golongan hitam yang sangat disegani. Ilmu kesaktiannya sangat tinggil, perilakunya sangat begis dan kejam.
Melihat sipat Pengeran Anom yang tak jauh beda dengan dirinya, iapun merasa cocok, lalu mengambilnya untuk dijadikan murid. Selanjutnya Pengeran Anom dibawa sikakek ke tempat kediamannya di puncak Gunung Merapi. Disanalah ia digamleng menjadi seorang Pendekar Sakti Mendraguna.
Sepuluh tahun kemudian setelah Pengeran Anom berumur 22 tahun. Ia dilepaskan turun gunung dengan julukan Pangeran Matahari. Saat itu ia telah tumbuh menjadi sorang pemuda Gagah Perkasa. Sakti Mendraguna. Sang guru memberikan pakain khusus yang menjadi ciri khasnya. Berikat kepala merah, berbaju hitam dengan lukisan Matahari dan Gunung Merapi tepat di dadanya.

Pangeran Matahari
Pangeran Matahari menetapkan tujuan pertama dalam perjalannya. Untuk Membalas dendam kepada para kerabatnya di Kraton. Rasa dendam karana merasa ditinggalkan saat merapi meletus 10 tahun silam membuatnya bertekat untuk mencari dan menghabis para pembesar istana.
Dalam perjalanannya itu. Pengeran Matahari Pangeran Matahari secara tak sengaja bertemu dengan ibunya Raden Siti Hinggil dan kakaknya Raden Putri Ayu Puji Lestari Ambarwati yang ketika itu tengah dirampok oleh segerombolan Warok tak jauh dari kaki Gunung Merapi.
Perlu diketahui Siti Hanggil adalah Permaisuri Sri Baginda Raja, Raden Putri Ayu Puji Lestari Ambarwati adalah putri Baginda darinya.
Pangeran Matahari pun menyelamatkan mereka dari kawanan tampok tersebut. menatap sang ibu, Ia begitu terpesona melihatnya. Sungguh tak dikira setalah berpisah selama 10 tahun ibunya tak banyak berubah. Masih cantik mempesona seperti dulu. Kulitnya putih bersih hanya sedikit tampak lebih keibuan.
Pangeran Matahari sengaja tak mengenalkan jati dirinya ketika itu. oleh Raden Putri Ayu Puji Lestari Ambarwati ia dikasih hadiah berupa bintang kerajaan sebagai ucapan terima kasih karena telah menyalamatkan mereka dari kawanan rampok tersebut.

Raden Siti Hanggil
Beberapa hari kemudian Pangeran Matahari mulai membalaskan dendamnya. Ia menyelinap masuk ke dalam keraton membunuh Tumenggung Gali Murto puluhan Prajurit Penjaga ikut jadi korbannya.
Ada dua hal mendorongnya masuk ke Keraton. Membalaskan dendam kesumatnya juga mencari ingin bertemu dengan sang ibu. Sejak pertemuan tempo hari ia merasa begitu merindukannya.
Puncaknya hari itu ia menerobos masuk kedalam Istana. Prajurit penjaga memergokinya tak jauh dari kamar Siti Hanggil berada. Terjadilah pertempuran hebat. Pangeran Matahari mengamuk dengan membunuh sekian banyak Prajurit yang mengeroyoknya. Bahkan beberapa pembesar istana juga ikut menjadi korban.
Melihat kerusuhan itu, Panglima besar Kerajaan Raden Mas Jayengrono yang ketika itu tengah kurang sehat terpaksa turun tangan.
“Semua prajurit mundur!”ucapnya.
Serentak semua penyerbu melompat mundur hingga kini pemuda berikat kepala merah berbaju hitam dengan gambar matahari dan gunung di dadanya tinggal sendirian.
“Kau Dajal yang bernama Pangeran Matahari?”, Bantak Panglima besar.
Pengeran Matahari keluarkan suara tawa bergelak. “aku bukan Dajal, tapi Malaikai Maut yang akan mengambil nyawa manusia-manusia tak berbudi seperti kalian, Akulah Pangeran Matahari!.” Ucapnya lantang
Keduanya lalu terlibat dalam pertempuran dasyat. Pangeran Matahari Keluarkan suara Bentakan dasyat. Tangan kanannya diangkat tinggi-tinggi keatas. Jari membentuk tinju Lengan ditarik perlahan untuk kemudian dihantamkan kedepan dengan deras sementara jari yang membentuk tinjuk serentak dilepaskan. Inilah yang disebut pukulan Merapi Meletus.
Ledakan dasyat disertai guncangan keras dan hantaman angin panas melanda tubuh Raden Jayengrono. Tubuhnya tampak berguncang hebat namun hanya sesaat. Di sekitarannya belasan prajurit bergelimpangan ruangan besar itu tampak amruk hangus!.
Setelah menguasai diri. Jayengrono balas menyerang dengan tangan kiri. Terdegar seperti ratusan suara seluring ditiup berbarengan. Lalu angin topan prahara menggempur kearah Pengeran Matahari. Tubuh Pangeran Matahari merasa dipanggang dan terseret. Maka ia pun berteriak keras melompat ke udara. Dari atas ia menghantamkan tangannya ke bawah kearah Jayengrono. Tiga sinar menggerikan berkiblat disertai hawa panas memanggang seruluh ruangan. Inilah pulkulan sakti bernama Gerhana Matahari yang megeluarkan sinar kuning, hitam dan merah!.
Jayengrono angkat tanganya kedepan dan mendorong sambil kerahkan seluruh tenaga dalam mengkis serangan. Terjadilah hal hebat Tubuh Panglima Besar itu seperti dibungkus dan dipanggang tiga sinar panas. Namun daya pertahanan orang ini tak cukup kuat. Tubuhnya mulai mengeluarkan asap. Dari Sela bibirnya keluar cairan darah merah!.
Panglima!
Patih Haryo Unggul dan Raden Kortopati kepala belantara kerajaan memburu berusaha membantu.
Melihat lawan sudah tak berdaya maka Pangeran Matahari kembali melepaskan pukulan Gerhana Matahari kearah ketiga tokoh kerajaan tersebut.
Bersambung ke Bagian II.
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Terakhir diubah: