PERPISAHAN
SEMINGGU KEMUDIAN
Di sebuah ruangan pemeriksaan kantor polisi
“Jadi kamu yang mengunggah video ini ke sebuah forum, lalu kemudian akhirnya menyebar ke mana-mana, bener kan,” tanya doni pada seorang pemuda yang duduk dihadapannya.
“Gak pak, bukan saya penyebarnya, saya juga dapat dari sebuah situs itu, bukan saya,” pemuda itu ngotot dengan pendapatnya.
“Jadi kamu bilang, kamu gak kenal orang-orang yang ada di video ini?’ doni melemparkan cuplikan tangkapan layar yang telah dicetak.
“Gak pak saya gak kenal, sama sekali saya gak kenal mereka,” ucap pemuda tersebut.
Doni lalu membuka map yang ada didepannya, dia mengambil satu foto, “ini kamu kan, lalu foto orang dibelakang kamu itu siapa,”
Pemuda itu memperhatikan foto yang ada didepannya, “kamu sekarang bilang orang yang dibelakang kamu itu bukan orang yang sama di video itu,”, doni kemudian bangkit dari duduknya, dan berdiri menghadap pemuda itu, kesabarannya sudah habis.
“Sudah 3 jam pemeriksaan, kamu selalu berbelit-belit, sekarang saya kasih tau apa yang terjadi, kamu buka service handphone kan, nah teman kamu itu service lcd di tempat kamu, lalu kamu copy folder penyimpanannya, karena kamu tau teman kamu itu sering berhubungan intim dengan pacarnya, dari mana kamu tau? Karena bajingan tengik itu selalu cerita setiap dia abis jebol pacarnya, dan ternyata..pacarnya itu orang yang kamu suka kan,” doni menatap pemuda didepannya.
“Tunggu jangan bantah dulu, ternyata kamu ini bajingan yang menyedihkan, cewek itu gak mau sama kamu, dan sekarang setelah kamu punya video mesum cewek itu, kamu bales dendam kan, seharusnya kalau cewek gak mau, kamu introspeksi, atau beli sisir buat ganteng dikit, atau operasi plastik kek.” doni memancing respon pemuda itu, terlihat gestur pemuda itu menjadi berubah setalah mendengar ucapan doni tadi.
“Oke oke, saya yang melakukan, saya kesal, seharusnya perempuan sialan itu, gak usah hadir, perempuan sundal, pelacur murahan,” teriak pemuda itu.
Doni kembali duduk, dia terperangah mendengar ucapan pemuda didepannya, “sialan, berarti bukan karena lu suka ama cewek itu ya, tapi karena lu kesel ama temenlu, lu suka ama temenlu itu?”
Pemuda itu hanya menatap doni, kemudian doni mendengus tertawa, “ah shit.. sersan, bawa kembali orang ini ke selnya,” perintah doni.
“Pak surya, tolong susun bap nya segera, dan langsung kirimkan ke kejaksaan, saya harap dalam bulan ini, kasus ini sudah bisa di sidangkan,” ujar doni kepada anak buahnya, “siap pak,” doni lalu meninggalkan ruangan, dia ada janji makan malam dengan frans.
***
Di sebuah restoran padang
Doni melambaikan tangan kepada frans yang telah tiba terlebih dahulu, doni segera duduk di hadapan pakdenya itu, “maaf terlambat pakde, tadi ada kerjaan sebentar,” ucap doni.
“Gak apa-apa don, pakde juga baru saja datang,” ujar frans, “ayo kita makan dulu, pakde sudah lapar, “ lanjut frans, doni mengangguk.
“Ada apa pakde, tadi siang ditelpon pakde bilang ingin bicara sesuatu,” tanya doni setelah mereka selesai makan, frans memanggil pelayan dan memesan teh talua.
(teh talua = teh campuran rempah dan kuning telor bebek yang merupakan minuman energi khas dari suamtera barat)
“Ya pakde ingin bicara dengan kamu, sambil ngajak ponakan makan, sejak pakde tinggal dengan kamu, belum pernah kita makan bersama diluar.” jawab frans.
“Pakde mau pamit don,” ucap frans sambil mengaduk minumannya, “pamit?, maksud pakde,” tanya doni gak mengerti.
“Ya selama kamu di jakarta, pakde terus menggali informasi tentang diri pakde, ada satu info penting, ternyata sebelum kecelakaan, pakde kerja di solo, nah rencananya pakde mau kesolo don, mungkin dari sana, pakde bisa kembali ingat semua.”
Doni memperhatikan wajah pakdenya itu, dia juga merasa iba dengan keadaan pakde, pasti sangat melelahkan bagi pakde, tak mengetahui apapun tentang dirinya, “doni paham, lalu kapan pakde akan ke solo? Apa perlu doni temani?” ucap doni.
“Gak usah don, semua ingatan pakde, sedikit demi sedikit telah kembali, sekarang pakde sudah ingat siapa chris, denny, cuma sedikit lagi, soal pekerjaan pakde yang belum pakde ingat,” ujar frans.
Doni mengangguk, “baiklah pakde, semoga pakde segera pulih ingatannya seperti sedia kala, kapan rencana pakde ke solo,” tanya doni.
“Kemungkinan lusa don, mungkin pakde gak balik ke sini, pakde mau langsung ke jakarta,” jawab frans.
“Ya sudah pakde, kalau ada apa-apa pakde hubungi doni ya..” doni tak melanjutkan ucapannya, handphonenya berbunyi, “ohh, baik baik, segera meluncur, siap pak,” ucap doni di telepon.
“Pakde doni harus kembali ke kantor, mungkin doni gak pulang ke rumah malam ini,” doni berpamitan.
“Oke don, hati-hati,” ucap frans memperhatikan doni yang pergi terburu-buru.
***
Frans memarkirkan mobilnya di garasi rumah doni, dia mengambil amplop berwarna putih dari mobilnya, saat sore tadi dia akan berangkat, seorang tukang pos datang membawa amplop ini.
Frans pergi ke kamarnya, dia mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana pendek, lalu frans duduk membuka amplop tersebut, di dalam amplop ada puluhan foto, foto-foto itu berisi gambar andi saat disemarang, momen andi sedang berjalan memasuki kantor bumn, andi yang sedang membeli hadiah untuk bayi niken, andi yang baru turun dari taksi di bandara.
Lalu frans mengernyitkan keningnya ketika dilihatnya gambar andi sedang dipeluk oleh seorang perempuan dan beberapa gambar andi yang sedang berbincang dengan perempuan itu.
“Siapa perempuan ini, kenapa terlihat mesra dengan andi,” wajah perempuan itu tak terlalu nampak jelas, karena sudut pengambilan foto perempuan ini membelakangi kamera, beberapa foto yang memperlihatkan wajah perempuan itu juga tidak terlalu jelas karena tertangkap dari samping.
Frans kemudian tersenyum sinis, dia terus menatap foto momen saat andi dipeluk niken, frans memasukkan foto-foto tersebut kembali ke dalam amplop, dia meletakkan amplop tersebut di atas meja, frans lalu berdiri ingin mengambil amplop sebelumnya, dia ingin mengumpulkan semua jadi satu amplop.
Setelah mengambil amplop dari lemari, frans kemudian berjalan kembali ke meja, tiba-tiba lampu padam, dalam kegelapan frans berjalan pelan, tangannya meraba-raba mencoba menemukan meja.
“Aduh,” kakinya terantuk meja, frans meraba-raba amplop yang tadi diletakkan di meja, tak sengaja amplop putih tadi tersenggol oleh tangan frans dan jatuh ke lantai.
“Aduhh sialan, nih lampu pake mati segala,” frans berjongkok meraba keberadaan amplop yang terjatuh tadi, rupanya isinya berceceran.
“Malah berantakan lagi, sialan,”, lampu kemudian menyala lagi, “ahh, syukurlah,” frans mengumpulkan foto-foto yang berceceran di lantai, dan memasukkan kembali ke amplop, dia menyatukan kedua amplop tadi.
Tanpa frans sadari ada sebuah foto yang tertinggal di dekat sisi antara lemari dan ujung kaki meja.
Setelah memasukkan amplop foto tersebut ke koper, frans kemudian berbaring di ranjangnya, dia mereka-reka rencananya di solo, dalam rencananya frans pertama-tama ingin ke apartemennya di solo, dia teringat sesuatu tertinggal disana.
***
Dua hari Kemudian
“Udah semua nih pakde, apa gak ada yang tertinggal,” ucap doni saat usai memasukkan koper frans ke dalam mobil, frans menganggukkan kepalanya.
“Terima kasih don, atas semuanya,” ucap frans memeluk doni, mata doni berkaca-kaca, “pakde hati-hati ya, jangan terlalu keras berusaha, pelan-pelan saja, jangan lupa hubungi doni kalau ada apa-apa,” ucap doni.
“Pasti don, pakde berangkat ya, biar sampai solo gak kemalaman,” frans berpamitan, kembali doni memeluk pakdenya.
“Don, nanti cek rekening kamu, pakde kirim uang jajan buat kamu,” ucap frans dari balik kemudi, “ah pakde ini, ada ada aja,” dia bingung ucapan pakdenya, doni anggap pakdenya bercanda.
“Pakde jalan ya,” frans kemudian melajukan mobilnya, doni melambaikan tangan pada mobil frans yang mulai menjauh.
Sekitar jam 11 malam frans tiba di kota solo, mobilnya masuk ke komplek apartemennya, frans turun dari mobil memandang ke apartemennya, sebelumnya frans telah menelpon temannya yang memiliki apartemen ini, menurut temannya itu, apartemen frans masih sama seperti dulu kondisinya, karena temannya itu tau kalau frans sedang cuti.
Frans berjalan masuk ke apartemennya sambil menarik koper, seorang security yang mengenalinya menyambut dan menyalami frans, “malam pak frans, selamat datang kembali, baru selesai cuti ya pak,”, frans menepuk bahu security tersebut dan berbasa basi sebentar, lalu kemudian frans masuk ke lobi apartemen, menuju kamarnya.
***
BERSAMBUNG